Ingin Genjot Ekspor Ikan, Susi Ditawari Impor Sapi dan Kambing dari Rusia

Laporan dari Sochi

Ingin Genjot Ekspor Ikan, Susi Ditawari Impor Sapi dan Kambing dari Rusia

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Rabu, 18 Mei 2016 20:16 WIB
Foto: Angga Aliya
Sochi - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, datang ke Sochi, Rusia, dengan misi khusus. Salah satunya adalah menggenjot ekspor ikan ke Eropa Tengah dan Timur, termasuk negeri beruang merah.

Susi, yang sudah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi utusan khusus (special envoy) untuk Rusia, hari ini menggelar pertemuan dengan Badan Federasi Perikanan Rusia yang dipimpin ketuanya, Ilya Shestakov.

Diskusi antara kedua pejabat negara itu berlangsung membicarakan seputar masalah pencurian ikan alias illegal fishing, hingga kesempatan berinvestasi di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sela-sela diskusi, Ilya menawarkan daging kambing dan sapi dari Rusia ke Indonesia. Pihak Rusia ingin tahu apakah ada kesempatan untuk bisnis ini ke depan.

"Selain industri perikanan, kami juga punya sapi dan kambing yang bisa dikirim ke Indonesia. Apakah kira-kira bisa kita kirim?" tanya Ilya kepada Susi, dalam pertemuan di Hotel Radisson Blu, Sochi, Rusia, Rabu (18/5/2016).

"Kami memang sedang cari alternatif daging selain dari Australia. Harganya sekarang sangat mahal, paling mahal di dunia harga sapi Indonesia itu. Kami tertarik," jawab Susi.

Untuk itu, Susi ingin ada basis suplai yang bisa menerima pasokan secara kontinyu. Sehingga harga daging bisa ditekan secara maksimal.

"Saya akan seriuskan ini. Kalau bisa saya dapat list perusahaan mana saja, apa saja yang bisa mereka kerjakan, sampai daftar masalahnya," kata Susi.

Ilya mengatakan, saat ini ada banyak aturan soal ekspor sapi ke Indonesia yang belum dipahami pihak Rusia. Untuk itu, Ilya ingin mempelajari aturannya terlebih dahulu dengan bantuan dari pemerintah Indonesia.

"Syarat-syaratnya itu normal saja. Bisa kita selesaikan bersama," ujar Susi.

"Saya setuju. Nanti saya kirim orang ke Indonesia. Karena syarat tiap-tiap negara kan berbeda-beda. Prosedurnya juga biasanya panjang dan banyak dokumen," timpal Ilya.

"Saya akan minta mentan untuk respons cepat. Masalah regulasi ini saya yakin presiden akan mementingkan kepentingan rakyat, dari suplai yang tersedia dan harga yang terjangkau. Jadi mungkin saja negara lain bisa mensuplai (sapi dan kambing) Indonesia selain Australia," kata Susi. (ang/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads