Dana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur seperti fasilitas pendidikan, pemukiman, dan fasilitas kelistrikan yang ada di Indonesia.
"Jadi MCPS 5 tahun nilainya US$ 5,2 miliar yang merupakan komitmen IDB kepada pemerintah Indonesia. Dari IDB sendiri US$ 3,5 miliar, kemudian ITFC (International Islamic Trade Finance Corporation) untuk financing US$ 1,8 miliar dan dari IDB untuk pengembangan sektor swasta US$ 200 juta," jelas Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, setelah menutup Sidang Tahunan IDB ke 41 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus untuk proyek IDB yang kami tandatangani adalah proyek pengembangan pendidikan tinggi sebesar US$ 176,5 juta. Ada empat pendidikan tinggi, antara lain Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Universitas Negeri Malang di Jawa Timur, Universitas Jember di Jawa Timur, dan Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur," terang Bambang.
Sedangkan sisanya dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur di kawasan kumuh US$ 329,76 juta dan pengembangan transmisi PLN sebesar US$ 330 juta.
"Kemudian satu lagi national slump upgrading, yaitu perbaikan di kampung kumuh sebesar US$ 329,76 juta. Satu lagi pengembangan transmisi PLN US$ 330 juta namun masih ada administrasi yang belum diselesaikan maka penandatanganan tertunda tapi proyek akan tetap berjalan dalam waktu dekat," kata Bambang.
Sedangkan pagelaran Sidang Tahunan IDB ke-41 tahun 2016 kali ini menghasilkan nilai kerja sama hingga US$ 1,6 miliar dengan 14 negara anggota, dan US$ 824 juta di antaranya diberikan kepada Indonesia. Kesepakatan tersebut ditandatangani pada penutupan Sidang Tahunan ke-41 hari ini. Dana tersebut akan dialokasikan pemerintah Indonesia untuk program infrastruktur, pendidikan, dan pembangkit tenaga listrik. (wdl/wdl)