Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi, mengungkapkan daging kerbau impor tersebut tak serta merta bisa dengan mudah dijual di pasar. Pasalnya, konsumen sudah sejak lama terbiasa dengan konsumsi daging sapi.
Harga daging kerbau di daerah rata-rata dijual Rp 80.000/kg. Dengan banyaknya guyuran daging impor kerbau, diharapkan perlahan masyarakat akan mulai mengkonsumsi daging kerbau. Nantinya, permintaan daging sapi menurun sehingga harga juga bisa ikut turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kata Asnawi, banyak hal yang membuat masyarakat enggan mengkonsumsi daging kerbau, di antaranya tekstur daging kerbau yang kasar.
"Ketimbang daging sapi, daging kerbau memiliki tekstur yang lebih kasar seratnya, bau dagingnya juga langu (tak sedap). Anda lihat daging kambing juga banyak yang jual, tapi yang beli sedikit, artinya sama-sama daging tapi beda jauh," ujar dia.
Asnawi menuturkan, perbedaan tekstur dan rasa tersebut akhirnya membuat daging kerbau sulit diterima masyarakat. Sehingga meski harga daging kerbau India nantinya dijual di bawah Rp 80.000/kg, tak serta-merta bisa jadi substitusi daging sapi.
"Konotasinya pemerintah daging bisa di bawah Rp 80.000/kg dengan apa pun yang penting daging, padahal itu daging kerbau sangat berbeda. Tak bisa otomatis menggantikan," katanya.
"Kalau dagingnya untuk dialokasikan untuk industri masih bisa, untuk dijadikan olahan seperti sosis dan sebagainya. Tapi di pasaran sulit, pedagang sate dan tongseng, tiba-tiba dagingnya diubah jadi daging kerbau kan rasanya jadi beda, nggak semudah itu," tambah Asnawi. (drk/drk)