Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi menuturkan, seandainya ada jatah daging kerbau impor untuk dijual pedagang di pasar, dipastikan tidak banyak pedagang yang berminat mengambilnya.
"Karena sulit jualnya. Saya dengar daging impor India itu bentuknya frozen (beku), karena bukan impor sapi hidup. Sapi saja kalau beku atau lewat sehari susah jualnya. Konsumen sekarang cerdas, kalau pergi ke pasar, dia maunya pasti daging segar," kata Asnawi kepada detikFinance, Minggu (22/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, sambung dia, daging kerbau memiliki tekstur dan rasa yang berbeda jika dibanding dengan daging sapi. Di sisi lain, masyarakat sudah terbiasa dengan konsumsi daging sapi.
"Tekstur kan seratnya kerbau lebih kasar, sapi halus, bau daging kerbau juga langu. Kalau dikasih jatah, tapi susah jualnya buat apa. Kecuali memang pasokan daging sapi berkurang," ujar Asnawi.
Asnawi mengungkapkan, dari pembicaraannya dengan feedloter yang selama ini memasok daging sapi di Jabodetabek, pasokan daging sapi yang digemukkan feedloter dari Australia juga masih akan cukup sampai Lebaran nanti.
Pada 29 April lalu saja, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan izin impor sebanyak 250.000 ekor sapi bakalan untuk kuartal II-2016. Impor sapi bakalan ini akan digemukkan oleh feedloter untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di kuartal III-2016 dan sebagian untuk kuartal IV-2016.
"Saya lihat di feedloter kan banyak stok sampai Lebaran nanti. Kalau masih bisa dapat sapi kenapa harus jual kerbau. Kalau dagingnya untuk dialokasikan untuk industri masih bisa, untuk dijadikan olahan seperti sosis dan sebagainya," tuturnya.
Asnawi mencontohkan, seperti halnya daging domba dan kambing, ada sejumlah pedagang yang juga menjual daging kerbau. Namun, tak banyak konsumen yang mencarinya.
"Ada yang jual beberapa pedagang, tapi yang cari juga sedikit. Untuk sate (kambing) misalnya. Tapi di pasaran sulit, pedagang sate dan tongseng, tiba-tiba dagingnya diubah jadi daging kerbau kan rasanya jadi beda, nggak semudah itu," pungkasnya. (drk/drk)