Pintu otomatis yang menghabiskan investasi US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun (asumsi US$ 1 = Rp 13.000) yang akan dioperasikan pertengahan Juni mendatang diperkirakan dapat mempercepat arus ekspor dan impor barang dari dan ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Tak hanya itu, pintu otomatis ini bisa membantu memangkas waktu bongkar muat atau dwell time peti kemas di Pelabuhan Priok seperti permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pintu otomatis ini terintegrasi dengan berbagai sistem dan teknologi canggih seperti timbangan weight in motion yang terpasang di bawah dekat loket ketika truk melintas. Timbangan kontainer ini juga dilengkapi dengan sensor infra merah untuk mendeteksi rangkaian truk kontainer yang lewat. Para supir truk pun akan mendapatkan tagihan berupa tiket yang terintegrasi dengan kartu dan akan tercatat sebagai tagihan perusahaan.
Sebelum melewati pintu otomatis alias JlCT-Koja Joint Autogate, truk kontainer akan diperiksa oleh tim inspeksi (checker) untuk memeriksa kelengkapan dokumen ekspor ataupun impor barang.
Kemudian truk dapat melaju perlahan melewati timbangan (weight in motion) yang berada di bawah yang terhubung dengan sensor infra merah di samping truk. Data mengenai bobot barang yang dibawa truk kontainer kemudian muncul pada layar di setiap dan loket kemudian supir dapat mengambil tagihan elektronik alias e-billing dengan menempelkan kartu yang berisi informasi perusahaan eksportir di mesin elektronik yang terpasang di setiap pintu.
"Kontainer yang masuk ke pelabuhan harus ditimbang dulu. Cepat, begitu jalan berhenti sebentar jalan lagi," Riza.
Tidak sampai 5 menit proses tersebut berlangsung, supir truk kemudian dapat melesatkan kendaraannya menuju pelabuhan dan tagihan terkait barang yang diekspor ataupun diimpor akan langsung dikirimkan ke perusahaan eksportir dan importir. Sehingga proses transaksi di pintu masuk pelabuhan dapat dipercepat dengan sistem elektronik ini.
Dengan adanya sistem terintegrasi ini diharapkan dapat mengurangi lamanya waktu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kita membantu pemerintah untuk mengurangi dwell time. Kita harapkan akan lebih turun lagi," tambah Riza. (feb/feb)