Dari 1.300 kilometer (km) jalur kereta yang sudah ada di Sumatera, rel terbagi di beberapa kabupaten dan kota. Dari sisi utara Sumatera, jalur kereta ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sepanjang 11 kilometer (km), yakni membentang dari Krueng Mane sampai ke Krueng Geukueh.
Kemudian, jalur kereta terputus dan baru terhubung lagi di Sumatera Utara yakni dari Besitang sampai ke Rantau Prapat. Hal sama juga terjadi di Palembang sampai ke Lampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tengah merampungkan proyek jalur ganda (double track) di Palembang, kekurangan 1.500 km akan dikejar pemerintah dengan membangun jalur kereta baru dari Rantau Prapat sampai ke Palembang. Selain itu, pembangunan jalur kereta yang terputus dari Krueng Geukueh di Aceh sampai ke Besitang di Sumatera Utara juga akan terus digarap.
"Ini harus nyambung Rantau Prapat-Kota Pinang-Duri-Dumai ini bangun. Terus nanti sampai Rengat-Jambi sampai betung terus Palembang. Yang ada sekarang baru Palembang sampai Lampung," kata Prasetyo.
Pembangunan jalur kereta yang terputus di Sumatera bukan berarti tak mengalami kendala. Struktur tanah di beberapa lokasi yang berupa rawa juga membuat kontraktor membutuhkan dana ekstra. Pembangunan konstruksi dengan mini pile dibutuhkan untuk memperkokoh rel kereta agar tidak mudah amblas. Untuk menyambungkan jalur kereta yang terputus sepanjang 1.500 km, pemerintah membutuhkan dana hingga Rp 40 triliun.
"Sumatera kalau tanahnya sih masih agak lumayan. Tapi Sumatera juga ada beberapa daerah yang tanahnya jelek misalnya rawa. Ada treatment untuk tanah berarti biayanya lebih mahal per kilometer. Kira-kira butuh Rp 40 triliun," tutupnya. (feb/feb)