Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai tidak perlu ada perbandingan antara kedua jenis pasar tersebut. Sebab dari sisi segmentasi dan konsumen yang disasar ada perbedaaan yang signifikan.
"Saya kira ini punya segmentasi berbeda, punya kualitas, juga berbeda. Konsumen juga berbeda," ujar Jokowi usai meresmikan Lulu Hypermarket and Departement Store di Cakung, Jakarta, Selasa (31/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produknya diekspor dan sangat banyak sekali. Kalau tahun 2016 sekitar US$ 60 juta hampir Rp 700 miliar kan. Sebuah angka besar dan ini dari desa dan petani kampung," terangnya
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menambahkan, setelah raksasa ritel dari Uni Emirat Arab (UEA), dalam waktu dekat juga akan ada investor dari Australia, Amerika Serikat dan Kanada.
"Yang kelihatan serius itu dari Australia. Formatnya sama dengan Lulu Group, investasinya di hypermart," kata Franky pada kesempatan yang sama.
Menurut Franky, Indonesia masih sangat menarik bagi kalangan invetsor yang bergerak di bidang ritel. Acuan investor jelas, bahwa di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia masih tumbuh di atas 4% dan ditopang paling besar oleh konsumsi rumah tangga.
"Indonesia masih positif dan menjanjikan," imbuhnya. (mkl/hns)