Terowongan yang melayani kereta cepat dan kereta barang ini menghubungkan Eropa bagian utara dan selatan. Pembangunan dilakukan di bawah Pegunungan Alpen.
Proyek yang memakan waktu 17 tahun ini, akan mengalahkan rekor terowongan kereta di Jepang yang memiliki panjang 53,9 km dan terowongan kereta Prancis-Inggris sepanjang 50,5 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan menjadi ikon Swiss," kata Direktur Otoritas Transportasi Swiss, Peter Fueglistaler kepada Reuters seperti ditulis BBC, Rabu (1/6/2016).
"Bagi kita, kesuksesan proyek ini seperti keberhasilan Bangsa Belanda menjelajahi samudra," lanjutnya.
![]() Terowongan kereta ini dibangun di bawah Pegunungan Alpen (dok. BBC) |
Pembangunan proyek yang menelan investasi hampir US$ 12,5 miliar atau Rp 168,75 triliun (asumsi US$ 1 = Rp 13.500) tak mudah. Diawali dengan referendum, rakyat Swiss pada tahun 1992 menyetujui proposal untuk memindahkan perjalanan manusia dari jalan raya menuju angkutan massal berbasis kereta.
Proyek ini dibiayai dari pajak, tarif jalan untuk kendaraan berat, dan pinjaman.
Selain itu, para pekerja harus mengebor bebatuan 2,3 km di bawah permukaan Gunung Alpen. Selain itu, suhu bebatuan mencapai 46o celcius.
Pekerja dan insinyur yang mencapai 2.600 orang itu harus mengebor dan meledakkan 73 jenis bebatuan serta memindahkan 28 juta ton bebatuan. Tercatat, 9 pekerja meninggal selama proyek.
Dengan selesainya terowongan ini, jalur kereta baru bisa menghubungkan antara Rotterdam di Belanda dan Genoa di Italia.
Sebagai tambahan, perjalanan kereta antara Zurich dan Milan akan dihemat 1 jam menjadi hanya 2 jam 40 menit.
Sebanyak 260 rangkaian kereta barang dan 65 kereta penumpang nantinya akan melalui terowongan baru ini setiap harinya atau setiap 17 menit ada kereta yang melintas.
Bank asal Swiss, Credit Suisse menilai terowongan kereta ini nantinya akan mempermudah pergerakan barang dan menaikkan kunjungan wisatawan. (feb/hns)