Untuk itu, ketika pemerintah memutuskan mengimpor bawang merah, hal ini juga menjadi perhatian dari konsumen. Harga bawang merah impor yang biasanya lebih murah dari bawang lokal ternyata tidak cukup menarik masyarakat untuk membelinya.
Salah satu pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati mengatakan, kualitas bawang impor kalah dibandingkan bawang lokal. Keunggulan bawang lokal terletak pada kekeringan bawang, wangi dan rasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purwadi mengatakan, meski harga bawang lokal lebih mahal, pedagang lebih suka menjual bawang dari Brebes. Dia mengaku, bawang Brebes lebih disukai pelanggan sehingga lebih cepat habis daripada bawang impor.
"Kalau dari Brebes memang ya kejar orang belanja. Bawang luar (impor) biasanya aku nimbang seminggu baru habis. Kalau dari Brebes sehari juga habis," katanya.
Namun Purwadi juga mengatakan, kualitas bawang impor tidak semuanya kalah dari bawang lokal. Bawang impor yang bagus menurutnya adalah dari Filipina. Namun impor bawang dari Filipina terjadi sudah cukup lama sekitar tahun 2009 yang lalu.
"Kalau bawang luar (impor) yang bagus itu dari Filipina. Bawangnya lebih kering, lebih bagus, gede, dan wangi. Terakhir masuk 7 tahun yang lalu lah," tambahnya.
Pemerintah sendiri melalui Bulog berencana mengimpor sekitar 2.500 ton bawang merah untuk menstabilkan harga bawang merah saat ini. Bawang impor ini rencananya akan didatangkan dari Filipina dan Vietnam. (drk/drk)