Investasi Rp 300 M, Perusahaan Susu Jepang Ini Pakai Layanan Investasi 3 Jam

Investasi Rp 300 M, Perusahaan Susu Jepang Ini Pakai Layanan Investasi 3 Jam

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 10 Jun 2016 16:45 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan salah satu produsen susu terkemuka asal Jepang telah menyampaikan minatnya untuk memperluas investasinya di Indonesia dengan mengalokasikan dana sebesar Rp 300 miliar.

Perusahaan ini sendiri tengah melakukan negosiasi dengan calon mitranya di Indonesia dan diharapkan dalam waktu dekat akan memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam di Indonesia.

"Produk susu dan turunannya yang diproduksi oleh investor existing tersebut memiliki prospek yang baik, namun memerlukan dukungan logistik yang memadai," kata Franky dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/06/16).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, salah satu upaya mendorong pertumbuhan investasi adalah melalui kemudahan perizinan. BKPM sebagai lembaga negara yang mengkoordinir kebijakan penanaman modal telah menerapkan salah satu layanan investasi terbarunya yang dapat mengurus izin terkait investasi jadi hanya 3 jam saja.

Indonesia sendiri merupakan salah satu pasar terbesar yang didukung dengan pertumbuhan kelas menengah yang stabil. Hingga 1 Juni 2016, tercatat 59 perusahaan yang telah memanfaatkan layanan investasi tiga jam dan memfasilitasi Rp 137,5 triliun dengan rencana penyerapan tenaga kerja mencapai 44.400 tenaga kerja.

Saat ini Kepala BKPM sedang melakukan kunjungan ke tiga kota di Jepang yakni Fukuoka, Nagoya dan Tokyo. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Bank of Tokyo Mitsubishi Tokyo UFJ (BTMU) yang ditandatangani tahun 2007.

Dari data BKPM periode triwulan II tahun 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai US$ 1,58 miliar terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang. Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (RRT), RRT, dan Belanda.

Sedangkan dari sisi pertumbuhan komitmen investasi, Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40% di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29%. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95% mencapai US$ 8,1 miliar.

Tren positif juga terjadi di angka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$ 2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.

Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads