Pasar Induk Kramat Jati menjadi satu-satunya pilihan pasokan pangan dengan harga murah dibandingkan harus membeli langsung dari petani di daerah sentra produksi.
Mahmud misalnya, salah seorang penjual sayuran di Pasar Jatinegara mengaku mendapatkan pasokan dari Pasar Induk Kramat Jati setiap harinya. Selain karena harganya yang terjangkau, aksesnya pun mudah dan dapat dibeli dalam jumlah yang tidak begitu banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait adanya kenaikan beberapa harga pangan di pasar, pihaknya mengaku bahwa kenaikan terjadi di titik pedagang besar. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak dan harus mengikuti harga yang merangkak naik di setiap puasa dan Lebaran.
"Saya belinya dari sana ya udah naik, jadi ya ikutin aja. Nggak tahu juga kenapa," tutur Mahmud.
Pedagang sayuran ini pun mengaku bahwa dirinya tak banyak mengambil untung dari penjualannya. Ia hanya mengambil untung sebesar Rp 1.000-2.000 per kg atas setiap dagangannya.
"Kalau dibilang ngambil untung ya nggak banyak juga, paling Rp 1.000-2.000 per kg. Biar bisa buat beli makan juga kan," ungkap Mahmud. (ang/ang)











































