Rantai Distribusi Panjang, 'Biang Kerok' Harga Pangan Mahal

Rantai Distribusi Panjang, 'Biang Kerok' Harga Pangan Mahal

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 14 Jun 2016 19:00 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Rantai pasok yang panjang dianggap sebagai pemicu harga pangan tinggi hingga ke tingkat konsumen. Hal ini terungkap dalam diskusi Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

"Masalah utamanya ada di rantai pasok. Rantai pasok yang terlalu panjang, yang memberikan peluang setiap titik distribusi itu mengambil untung yang tinggi. Harga akan menjadi semakin tinggi di end user kalau salah satu titik distribusi itu terbentuk yang namanya kartel, atau ada praktek mafia di situ. Ini yang membuat harga menjadi semakin excessive," kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf fi di Kantor KEIN, Jakarta, Selasa (14/06/16).

Selain harga pangan, diskusi itu juga menyorot regulasi soal sistem kuota dalam pengadaan komoditas pangan. Menurut Syarkawi, apabila pemerintah menerapkan sistem kuota di hulu, maka perlu ada pengawasan ketat di sisi hilir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurut Syarkawi, yang terjadi justru di hulu diatur dengan kuota, namun di hilir dibiarkan tanpa pengawasan.

"Ini yang membuat harga komoditas pangan kita sangat berfluktuasi. Itulah sebabnya kadang-kadang harga di peternak atau produksi atau di pabrik beda jauh dengan harga di end user karena di rantai distribusi yang terlalu panjang dan regulasi yang tidak pas kita ubah," tambahnya.

Dari hasil diskusi antara KEIN dan KPPU, setidaknya ada 3 hal yang perlu dilakukan pemerintah ke depan untuk membentuk struktur pasar baru yang lebih sehat:

1. Memangkas rantai pasok yang terlalu panjang. Jangka pendek sudah dilakukan Operasi Pasar.
2. Deregulasi kebijakan. Dari sistem kuota ke sistem tarif, atau diberlakukannya dari sistem kuota kuartal menjadi kuota tahunan.
3. Pemberian insentif kepada produsen, baik itu untuk transportasi, maupun produksi pakan ternak. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads