"Ada harga yang stuck, stabil, dan harga yang mulai turun. Ini yang terus kita lakukan upaya perbaikan-perbaikan. Istilahnya pak Menko masih memberikan sinyal merah. Seperti gula pasir, daging sapi. Kita akan terus kejar," katanya usai rapat koordinasi pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/06/16).
Djarot mengatakan upaya-upaya jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sedang dan akan dilakukan pemerintah. Koordinasi antar kementerian dan BUMN menjadi salah satu upaya jangka pendek untuk menekan harga pangan yang tinggi dengan menggelar berbagai operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perluasan titik-titik operasi pasar ini bertujuan untuk membentuk suatu struktur pasar yang baru dan lebih sehat. Djarot mengatakan dengan adanya outlet-outlet baru yang tersebar ini, nantinya dapat menjadi penyeimbang pasar existing yang sulit untuk diatur pergerakannya.
"Kita kan tidak mudah masuk ke pasar existing. Mereka sudah punya kalkulasi, punya harga beli dan harga pokok berbeda. Kita akan coba bangun, tapi membangun kan tidak mudah. Salah satunya kita manfaatkan BUMN. Contohnya PPI punya apa aja titiknya. Kita coba setiap outlet mereka punya pusat penjualan," ujarnya.
Ke depan setelah titik-titik baru ini terbentuk, Djarot mengatakan pemerintah berharap untuk jangka menengah, nantinya akan terbentuk suatu struktur pasar yang baru yang berfungsi sebagai penyeimbang harga di pasar existing yang sering tidak berlaku adil.
"Tentu ada evolusi untuk masuk ke jangka menengah. Evolusinya dari mungkin sekedar membangun outlet-outlet sementara, mungkin kita akan bangun struktur pasar yang baru, pasar alternatif. Dimana nanti mereka akan berfungsi sebagai penyeimbang pasar existing supaya semua mau berlaku adil," tandasnya.
Lalu, struktur pasar yang baru seperti apa yang akan disiapkan Bulog?
"Misalnya Bulog menyiapkan pasar induk alternatif. Ini yang sebetulnya harus kita bangun, sehingga ada sebuah media, unit yang bisa dikontrol. Baik kualitasnya, jumlahnya, atau harganya. Sehingga mempermudah pemerintah. Kalau sekarang kan nggak. Kita agak sulit mengontrol, katakanlah pasar kramat jati. Emang punya siapa di sana. Artinya punya itu pedagangnya punya siapa, apa betul punya PD Pasar Jaya. Atau under control? Bukan. Mereka punya banyak orang, sehingga susah untuk dikontrol," jelasnya. (hns/hns)











































