"Ini adalah dengan defisit sebesar 2,48% PDB dengan peningkatan dari APBN induk sebesar 2,15%. Maka terdapat peningkatan pembiayaan sebesar Rp 40,2 triliun dari Rp 272,2 triliun jadi Rp 313,2 triliun," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Suahasil Nazara, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Untuk memenuhi pembiayaan Rp 40,2 Triliun diperoleh dari Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun lalu sebesar Rp 19 triliun dan sisanya didapat dari pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah berharap meskipun defisit melebar, tidak akan berpengaruh negatif ke pasar, karena sebagian biaya diambil dari SAL.
"Kami berharap meskipun defisit kita melebar, tapi tidak terlalu berpengaruh negatif terhadap pasar, karena setengahnya dibiayai dari SAL," tuturnya. (hns/hns)