"Melakukan proses pengiriman sapi tidaklah mudah. Ketika anda harus mengirim sapi-sapi, perlu diperhatikan tingkat stres dari sapi itu sendiri. Kami mempertimbangkan bagaimana ketersediaan pangan dan air, waktu perjalanan, bahkan ketinggian truk pengangkut, agar sapi tidak terjatuh atau terbanting ketika dalam perjalanan," katanya di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Selasa (21/06/16).
Grigson mengatakan ada beberapa faktor yang memungkinkan Australia menjadi pemasok kebutuhan daging sapi di Indonesia. Suplai ternak yang baik menjadi faktor pendukung proses ekspor di samping ditunjang Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Australia, kami punya lahan yang cukup luas, sehingga ketersediaan ternak sapi pun sangat baik. Lahan dan tempat peternakan merupakan faktor yang sangat penting bagi peternakan, karena hewan akan merasa nyaman dan punya ruang untuk bergerak," ujar Grigson.
Namun demikian menurut Grigson, Indonesia sangat baik dalam hal penggemukan sapi. Termasuk untuk sapi bakalan yang datang dari Australia.
"Di Indonesia, hanya dalam waktu tiga bulan, berat sapi tersebut akan bertambah menjadi sekitar 450-500 kg dari yang tadinya hanya 300 kg dikirim dari Australia. Indonesia memiliki agrikultur dan suplai pangan yang baik untuk menggemukkan sapi," tandasnya. (hns/hns)











































