Ekonomi Inggris Bisa Resesi Setelah Hengkang dari Uni Eropa

Ekonomi Inggris Bisa Resesi Setelah Hengkang dari Uni Eropa

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Jumat, 24 Jun 2016 15:45 WIB
Penghitungan Suara Referendum Keanggotaan Inggris di Uni Eropa (Foto: Reuters)
London - Voting yang dilakukan masyarakat Britania Raya menunjukkan ingin keluar dari Uni Eropa. Ekonomi Inggris dan kawan-kawan akan terkena imbasnya.

Tak hanya negara-negara Uni Eropa yang akan terkena dampak, tapi Inggris, Irlandia Utara, Wales, dan Skotlandia juga akan ikut mengalami dampak buruk dari Brexit.

Hasil voting sudah menunjukkan Brexit pasti terjadi. Keluarnya Inggris ini akan dilakukan secara bertahap dan memakan waktu cukup panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak ekonom memprediksi dalam jangka pendek ekonomi Inggris bisa melambat, bahkan masuk resesi.

Bank Sentral Inggris kemungkinan memangkas suku bunga menjadi nol persen supaya bisa mendorong pertumbuhan.

Jalur dan tata cara perdagangan Inggris dengan Uni Eropa pun harus berubah karena Inggris tak akan lagi mendapat kemudahan dari Uni Eropa, seperti yang salam ini terjadi di antara negara-negara anggotanya.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2016), berikut ini implikasi yang mungkin terjadi terhadap Inggris setelah keluar dari Uni Eropa.

- Ekonomi Inggris akan tumbuh lebih lambat dibandingkan ketika masih bergabung dengan Uni Eropa, prediksinya berkurang 1%

- Dalam dua triwulan ke depan, ekonomi Inggris akan terkontraksi

- Bisa memicu referendum Skotlandia yang juga mengancam ekonomi Inggris

- Turunnya nilai tukar poundsterling bisa membantu eksportir, tapi permintaan dari Uni Eropa akan berkurang

- Ancaman resesi dan inflasi yang tinggi

- Bank of England kemungkinan memangkas bunga hingga nol persen

- Poundsterling semakin melemah, sekarang sudah di posisi terendah sejak 1985 (ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads