Peluang di Tengah Gejolak Brexit

Peluang di Tengah Gejolak Brexit

Ellen May - detikFinance
Jumat, 24 Jun 2016 19:00 WIB
Ellen May (Foto: Istimewa)
Jakarta - Setelah dinanti-nanti, akhirnya hasil dari referendum Brexit (Britain Exit) pun muncul dan diputuskan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Seperti yang pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya, Inggris melaksanakan referendum/pemungutan suara, untuk menentukan apakah akan tetap dalam Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa dikarenakan beberapa hal, antara lain:
  • Peraturan dari Uni Eropa yang dianggap terlalu membatasi aktivitas rakyat Inggris dan juga membatasi bisnis.
  • Biaya keanggotaan yang sangat besar dan tidak sebanding dengan manfaat yang didapat.
  • Kebijakan Free Movement yang memicu migrasi besar-besaran rakyat Uni Eropa ke Inggris.
Masyarakat Uni Eropa dan Inggris menanti was-was keputusan ini, terutama masyarakat Uni Eropa yang tinggal dan bermata pencaharian di Inggris. Betapa tidak, mereka terancam akan kehilangan mata pencahariannya.

Demikian pula pemilik perusahaan, mereka akan kelimpungan mencari sumber daya baru untuk mengisi kekosongan posisi yang diisi oleh SDM non Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang saya bahas dalam artikel sebelumnya, jika Inggris keluar dari Uni Eropa, hal ini berpotensi untuk melemahkan mata uang euro dan poundsterling, dan berpotensi untuk membuat dolar AS menguat.

Jika hal ini terjadi akan membuat harga barang ekspor AS menjadi mahal dan sulit bersaing dengan barang dari negara lain.

Hari ini, pengumuman Brexit atau Bremain pun muncul, dengan hasil Inggris keluar dari zona Uni Eropa.

Apa dampaknya bagi pasar saham ?

Pasar saham hari ini merespons dengan panic selling, sehingga IHSG ditutup di level 4,763.37 melemah drastic sebesar 110.94 poin (-2.28%), merespons berita tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa, dan pengunduran diri Perdana Menteri Inggris, David Cameron yang lebih mendukung Bremain alias Inggris tetap di dalam Uni Eropa.

Namun sore hari, IHSG berhasil ditutup di level 4834, melemah 'hanya' 0.82% saja. Hal ini berarti IHSG masih bisa dibilang "aman" karena ditutup di atas level psikologis krusialnya di angka 4800.

Jika IHSG ditutup di bawah 4.800, IHSG akan berpotensi menuju ke 4.700. Jadi, bagaimana selanjutnya?

Seperti yang pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya, Brexit sebenarnya tidak terlalu berpengaruh signifikan buat Indonesia secara langsung, meskipun memang ada pengaruhnya karena pasar modal Indonesia masih sekitar 60% dikuasai asing.

Jika tidak signifikan mengapa hari ini pasar merespons dengan panic selling?

Pasar merespon agak 'berlebihan', dikarenakan jika Inggris keluar dari Uni Eropa, maka akan timbul berbagai peraturan dan kebijakan baru di Inggris dan Uni Eropa yang dampaknya belum jelas bagi perekonomian dunia dan juga Indonesia secara langsung maupun tidak langsung.

Intinya adalah, keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini, menimbulkan sebuah ketidakpastian baru di pasar, yang sifatnya lebih kompleks apabila dibandingkan dengan ketidakpastian naik/turunnya suku bunga AS oleh The Fed yang dampak dari naik/turunnya suku bunga itu sudah bisa diperhitungkan oleh pasar.

Jadi , ketika The Fed waktu itu menaikkan suku bunga, pasar merespon dengan 'biasa saja' alias tidak ada panic selling. Mengapa? Ya, karena pasar sudah 'mendiskon' atau memperhitungkan dampaknya akan seperti apa, sehingga 'indecision' itu sendiri menjadi tidak terlalu signifikan.

Saya pribadi melihat, gejolak pasar saham dari sentiment Brexit tadi siang memberi beberapa peluang kita untuk buy on weakness pada saham-saham sektor properti yang sudah naik tinggi beberapa hari yang lalu, dan hari ini terkoreksi menyentuh area support yang dinanti-nanti oleh trader yang belum membeli saham tersebut.

Beberapa saham yang sempat terkoreksi dan kemudian mengalami pantulan antara lain saham BSDE, ASRI, APLN, CTRP, CTRS.

Jadi kesimpulannya, jangan kuatir berlebihan menanggapi sentiment Brexit ini. Tetap tenang, tenang, dan tenang. Buatlah perencanaan sebelum Anda membeli saham, sehingga ketika terjadi gejolak atau hal yang di luar perkiraan Anda, Anda masih bisa melindungi modal Anda karena Anda punya safety belt.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat, dan salam profit. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads