BI: Harga Telur dan Daging Ayam Naik di Jakarta Naik

BI: Harga Telur dan Daging Ayam Naik di Jakarta Naik

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 27 Jun 2016 20:10 WIB
Foto: rengga sancaya
Jakarta - Berdasarkan pantauan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, inflasi Jakarta pada 2016 masih relatif rendah, di bawah 4%. Inflasi mengalami peningkatan menjelang puasa (Mei 2016) dan selama bulan puasa (Juni 2016).

Meningkatnya inflasi saat Ramadan dan persiapan Idul Fitri didorong oleh ekspektasi harga masyarakat dan meningkatnya permintaan. Kenaikan harga yang cukup signifikan terutama terjadi pada kelompok bahan pangan, yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras.

Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Doni P Joewono, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ayam dan telur ini akibat terbatasnya pasokan day old chick (DOC) alias bibit ayam, yang membuat pasokan daging ayam ke pasar berkurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai Jumat pekan lalu yang paling naik daging ayam ras dan telur ayam. Daging sapi relatif tidak tinggi. Khusus untuk ayam, ternyata kenaikan karena stoknya di pasar tidak ada. Setelah diteliti namanya DOC (anak ayam) terbatas," kata Doni dalam media gathering di Restoran Bebek Bengil, Jakarta, Senin (27/6/2016).

Untuk mengatasi lonjakan harga ayam ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berencana menugaskan PD Dharma Jaya, BUMD milik Pemprov DKI Jakarta, untuk operasi pasar daging ayam.

"Inflasi Jakarta kebanyakan karena daging ayam dan telur ayam. Pak Ahok minta apakah Dharma Jaya terjun juga ke ayam sama seperti ke sapi," tukasnya.

Kenaikan daging ayam mencolok terjadi di Kota Jakarta Selatan. "Kalau daging sapi paling naik harganya di Jakarta Utara. Kalau telur ayam relatif sama (kenaikannya di seluruh Jakarta)," ungkap Doni.

Sementara harga bahan pokok lain, seperti gula, bumbu dapur, relatif stabil selama Ramadan di Jakarta. "Untuk bumbu-bumbuan relatif tidak naik, gula juga begitu," pungkasnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads