Menteri Perdagangan Thomas Lembong memastikan perceraian tersebut tidak akan mengganggu Indonesia. Memang ada beberapa dampak tidak langsung, namun tidak terlalu berpengaruh.
"Seperti sudah diterangkan banyak pihak, untuk banyak negara di Asia Tenggara dampak langsungnya bukan yang menjadi sumber keprihatinan, tapi dampak untuk tidak langsung kepada kepercayaan investor secara global, kepercayaan pelaku, kegelisahan investor itu yang bisa mengakibatkan pelambatan laju ekonomi dunia," kata pria yang akrab disapa Tom itu di Kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Selasa (28/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bentuk persisnya dari cerai ini masih belum ketahuan, ini masih butuh perundingan antara pihak Inggris dan pihak Uni Eropa, ada beberapa variasi bentuk cerai, kan ada pisah total, ada yang cuma terpisah tapi berasosiasi. Jadi detil-detil ini harus perlu diuraikan dalam hari-hari dan minggu-minggu berikutnya," ujarnya.
Tom juga akan memantau kebijakan apa yang akan ditelurkan Uni Eropa dan Inggris setelah bercerai. Kebijakan ini yang akan menentukan cara mereka berdagang dengan RI ke depan.
"Apakah dia tetap menjadi satu bagian dari pasar tunggal Eropa, contohnya Norwegia yang anggota pasar tunggal tapi bukan anggota Uni Eropa. Atau dia keluar sama sekali dari pasar tunggal, itu dampaknya besar ke persisnya tingkat-tingkat tarif, peraturan-peraturan cukai," jelasnya.
Tom menambahkan, isu ini tidak akan memengaruhi rencana kerja sama Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Itu bisa saya jawab langsung, pasti tidak (berpengaruh). Kami tetap berniat untuk mengadakan CEPA dengan Uni Eropa dan justru ini mempertegas komitmen kami dengan baik kepada Uni Eropa maupun kepada Inggris," katanya.
Meski Inggris akhirnya keluar dari Uni Eropa, perdagangan RI ke Uni Eropa tidak terlalu kena pengaruh. Sebab, dari awalnya 28 negara tujuan kerja sama, menjadi hanya 27 negara.
"Saya kira tidak, dari yang bisa saya lihat sih itu tidak ada pengaruh. Tadinya 28 anggota kan jadi 27 anggota dan tentunya kita mesti memikirkan bagaimana merundingkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Inggris secara terpisah dengan Uni Eropa," jelasnya. (ang/hns)











































