Pemasangan alat tersebut, membuat AirNav tetap bisa memonitor kendaraan yang melewati apron, dari menara kontrol atau ATC.
"Mobil masuk ke apron terminal 3 harus pasang squiter. Jadi misalnya mobil yang dipasang squiter bisa tertangkap gerakannya oleh sistem kita di ASM-GCS (Advance Service Movement Guidance and Control System)," jelas Bambang di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu khusus untuk kendaraan yang di darat yang lalu lalang di apron, jadi bisa diidentifikasi pergerakannya. Karena selain fungsi navigasi, petugas di ATC juga harus mengetahui pergerakan di apron. Semacam GPS kalau di mobil," kata Ari.
Selain itu, Bambang menambahkan, soal kewajiban membangun tower Apron Movement Control (AMC) baru, hal tersebut murni tanggung jawab dari pengelola bandara yakni PT Angkasa Pura II.
Menurutnya, dengan upgrade peralatan navigasi yang baru di Bandara Soekarno Hatta, semua pergerakan bisa dipantau semuanya dari menara ATC, meski tanpa menara AMC.
"Kalau sekarang kan Bandara Cengkareng masih level 1, kita akan naikkan menjadi level 2. Targetnya akhir tahun, kalau sekarang bangun AMC baru dulu, tapi itu di Angkasa Pura II," ujar Bambang. (hns/hns)











































