Kementan: Label 'Bawang Brebes' Bikin Bawang Merah Jadi Mahal

Kementan: Label 'Bawang Brebes' Bikin Bawang Merah Jadi Mahal

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 01 Jul 2016 14:10 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Sudah bertahun-tahun lamanya, bawang merah jadi langganan komoditas pangan yang kerap mengalami lonjakan harga sangat tajam. Fluktuasi harganya membuat pejabat di Kementerian Pertanian (Kementan) pusing tujuh keliling.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono, menyebut salah satu faktor penyumbang mahalnya harga bawang merah, karena label Brebes yang melekat pada bumbu dapur tersebut.

"Yang masuk ke pasar induk kebanyakan bawang dari Brebes, kalau bukan dari Brebes sama pedagang sana dibiarkan saja. Bawang Brebes lebih mahal, bentuknya philip," ucap Spudnik di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor label pula, kata Spudnik, yang membuat bawang merah yang dipanen dari daerah lain dibawa terlebih dahulu ke Brebes sebelum dikirim ke pasar induk di kota besar. Tujuannya, untuk menaikkan harganya.

"Bawang di Majalengka, Demak, Kendal bawangnya di bawa ke Brebes dulu. Karena apa? Pedagang besarnya ada di Brebes. Historinya bawang merah ini memang dari Brebes, padahal yang tanam di daerah di luar Brebes juga petani dari Brebes sebenarnya," ujarnya.

Dia menyebut, perilaku pedagang yang sudah bertahun-tahun terjadi inilah yang pada akhirnya membuat bawang merah Brebes seolah jadi bawang premium dengan harga yang lebih mahal.

"Konsumen nggak pilih-pilih. Pedagang di pasar induklah yang pilih-pilih bawang, dominan dari Brebes. Bawang Garut contohnya masuk ke pasar induk dibiarkan sampai siang, akhirnya ditawar murah," jelas Spudnik (ang/ang)

Hide Ads