Dampak Brexit, Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Eropa Dipangkas

Dampak Brexit, Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Eropa Dipangkas

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Minggu, 10 Jul 2016 14:32 WIB
Foto: BBC
Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara Kawasan Eropa. Pemangkasan ini dilakukan usai Inggris menyatakan keluar dari Uni Eropa atau dikenal dengan sebutan Brexit (Britain Exit).

Negara di Kawasan Eropa diperkirakan hanya akan tumbuh 1,6% di tahun ini dan 1,4% di tahun 2017. Sebelum referendum Inggris, IMF telah memprediksi ekonomi Kawasan Eropa akan tumbuh 1,7% di tahun ini dan tahun depan.

IMF juga merevisi turun pertumbuhan ekonomi Kawasan Eropa di tahun 2018 menjadi 1,6% dari sebelumnya 1,7%. Prospek pertumbuhan jangka menengah juga tidak akan bergerak signifikan karena angka pengangguran dan utang yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahmood Pradhan, Wakil Direktur Departemen Eropa IMF mengatakan, prospek ekonomi bisa memburuk jika negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa terus berlarut-larut yang akan menyebabkan kelanjutan dari tren terbaru di pasar keuangan, yaitu di mana investor akan menghindari aset-aset yang berisiko.

"Jika hal tersebut berkepanjangan, kami pikir dampak pertumbuhan bisa lebih besar," katanya dalam konferensi, seperti dilansir BBC, Minggu (10/7/2016).

Revisi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 tersebut merupakan skenario terbaik, dengan asumsi Inggris memungkinkan untuk bisa mempertahankan akses ke pasar Uni Eropa. Sebaliknya, jika Inggris memutuskan untuk tidak mempertahankan hubungan dekat dengan Uni Eropa, maka akan timbul 'gangguan besar'.

Dalam jangka menengah, tantangan seperti pengangguran yang tinggi dan lemahnya struktural yang terus-menerus terjadi di kawasan Eropa akan terus membebani pertumbuhan.

"Akibatnya, pertumbuhan lima tahun ke depan diharapkan menjadi sekitar 1,5%, dengan inflasi hanya mencapai 1,7%," sebut IMF.

Ia juga mengatakan, Kawasan Eropa merupakan pemain besar dalam perdagangan dunia, perlambatan bisa berdampak pada ekonomi lainnya, termasuk pasar negara berkembang. (drk/mkl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads