Banyak hal yang menjadi pembicaraan, terutama terkait dengan referendum Inggris yang memutuskan keluar dari Uni Eropa, atau dikenal dengan nama Brexit.
"G20 kemarin memang banyak menyoroti mengenai Brexit, meskipun secara umum sebenarnya concern terhadap Brexit itu mungkin tidak seberat seperti yang dibayangkan," ungkap Bambang, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/7/2016)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Amerika Serikat (AS) melalui Bank Sentral Federal Reserve (The Fed) yang masih memperhatikan kondisi ekonomi AS itu sendiri. Baik dari sisi inflasi hingga pengangguran.
"Jadi, sejauh ini belum ada tanda-tanda mereka akan segera mempercepat kenaikan tingkat bunga," ujar Bambang.
Selanjutnya terkait dengan rencana Automatic Exchange of Information (AEoI) atau pertukaran data otomatis rekening perbankan pada 2018. Banyak negara menilai perlu adanya sanksi untuk negara yang tidak mematuhi kesepakatan tersebut dan mencari celah agar AEoI tidak berjalan mulus.
"Jadi kita minta G20 untuk mewaspadai hal ini dan memastikan semua yuridiksi negara maupun bukan negara untuk benar-benar bisa diikat di dalam AEoI 2018. Dan counter measure-nya ya semacam blacklist kemudian sanksi dalam bentuk apakah aliran uang, atau pengakuan terhadap sistem keuangan dan seterusnya," paparnya. (mkl/wdl)