Pos Perbatasan Wini Dipermak Habis, Begini Perkembangannya

Pos Perbatasan Wini Dipermak Habis, Begini Perkembangannya

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 28 Jul 2016 08:30 WIB
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta - Tak mau ketinggalan dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di wilayah lain yang tengah diperbaiki, pembangunan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) juga terus dikebut.

Berdasarkan Data Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dikutip detikFinance, Kamis (28/7/2016), hingga 14 Mei 2016 pekerjaan PLBN Wini telah mencapai perkembangan 33,42%. Padahal, hingga 24 Maret 2016 perkembangannya baru terpantau sekitar 12,92%.

Berdiri di atas lahan seluas 4,42 hektar (ha), pekerjaan pembangunan PLBN Wini dipercayakan kepada PT Indah Karya selaku kontraktor pelaksana, dengan nilai kontrak mencapai Rp 130 miliar yang terbagi dalam dua tahun anggaran, Rp 19,5 miliar di 2016, dan Rp 110,8 miliar di 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dari total anggaran tersebut, telah terserap sedikitnya 34,27% untuk melakukan berbagai kegiatan pekerjaan pondasai untuk bangunan penunjang, pembangunan pos penjagaan dan pembangunan struktur dasar jalan kawasan.

Secara keseluruhan, luas bangunan PLBN Wini mencapi 5.025,7 meter persegi dengan luas bangunan utama PLBN mencapai 4.292 meter persegi.

Bangunan utamanya sendiri terletak di zona inti PLBN Wini yang bersebelahan dengan jembatan timbang, pemindai kendaraan, pemeriksaan kedatangan kendaraan kargo, dan pemeriksaan terpadu mobil pribadi dan umum.



Tak hanya itu, PLBN Wini juga dilengkapi dengan gudang sita berat dan ringan, lapangan penimbunan, utilitas, kennel, check point, monumen garuda, gerbang lintas batas negara, parker tamu negara, hingga helipad.

Pengembangan kawasan PLBN Wini sendiri merupakan pelaksanaan dari amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan pembangunan dari pinggiran yang tertuang dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 pos lintas batas negara terpadu, dan sarana prasarana penunjang di kawasan perbatasan.

Langkah ini penting untuk dilakukan, mengingat dengan kondisi yang ada sebelumnya, kegiatan keimigrasian di kawasan perbatasan ini tak bisa dilakukan dengan maksimal.

Sama halnya dengan perbatasan lain di Indonesia sebelum mengalami perbaikan, kondisinya sangat memprihatinkan. PLBN terdiri dari beberapa gedung terpisah, kecil-kecil dan tak semuanya bisa dimanfaatkan.



Pemandangan ini Jauh berbeda dengan pemandangan yang nampak di PLBN Oekusi yang berada di sisi Timor Leste. Tampak megah dengan bangunan baru dengan aksen utama berupa tonggak bertuliskan Timor Leste.

Dengan seluruh perbaikan yang dilakukan ini, diharapkan rasa minder yang selama ini menyelimuti warga Indonesia di kawasan perbatasan bisa hilang. Selain itu, diharapkan pelayanan imigrasi di sisi Indonesia diharapkan lebih terpadu dan bisa diandalkan. (dna/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads