Pada pertemuan itu, hadir juga Direksi PT Adhi karya Tbk dan PT Pelindo II (Persero).
Usai pertemuan tertutup itu, Ahok menjelaskan pengembangan angkutan massal berbasis kereta (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta serta kerja sama pemanfaatan pulau reklamasi. Tak hanya itu, Ahok meminta BUMN terlibat pada proyek-proyek lain seperti pembangunan rumah susun di DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tadi bicara soal proyek-proyek Pemda yang kita harapkan BUMN ikut. Ini kan ada swasta ikut nah saya pengin BUMN bisa memberikan harga yang terbaik, kan kita nggak perlu komisi, terus juga kita kan bangunnya rusun dan tanggul itu kan jelas. Terus kita juga bicara LRT dengan Jakpro dan Adhi Karya. Kita jangan bicara siapa yang bangun yang penting kita operasikan bersama," ujar Ahok usai pertemuan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Pada kesempatan itu, Adhi Karya dan Jakpro sepakat bekerja bersama untuk mengintegrasikan jaringan LRT. Adhi Karya sendiri telah menerima penugasan membangun LRT di pinggiran kota Jakarta. Kereta LRT nantinya akan terkoneksi dengan jaringan LRT di dalam kota Jakarta yang nantinya dikembangkan oleh Jakpro.
"Kalau masalah LRT kita masing-masing bangun dulu, yang penting nanti pengoperasiannya kita join, kita ingin sistemnya terintegrasi dan efisien. Nah kalau ini sudah terbangun, nanti bayarnya bagaimana kalau kurang? kan ada PSO (Public Service Obligation). PSO kan dari Pemda DKI. Pemda DKI dari mana duit PSO-nya? Duit-nya dari LRT nanti, makanya kita harus duduk bareng nanti," paparnya.
Pada kesempatan itu, Ahok menawari Pelindo II untuk mengelola area pulau reklamasi yakni Pulau O, P, Q.
"Kita juga bicara pengembangan Tanjung Priok kita mau untuk logistik, pulau kami O, P, Q kita mau untuk kawasan industri petrokimia segala macam," sebutnya. (feb/hns)