Tema ini sengaja diangkat untuk memberikan inspirasi bagaimana orang-orang yang bersahabat dengan teknologi bisa menjalankan bisnis dengan cara-cara yang lebih baik.
Teknologi mengatasi keterbatasan yang selama ini dihadapi pebisnis yang menjalankan usahanya dengan cara tradisional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata dia, teknologi yang disematkan dalam telepon pintar dan komputer tablet, terus berkembang. Kapasitasnya sudah jauh lebih besar ketimbang komputer yang mengalahkan juara catur dunia di tahun 1997 tersebut.
Hal itu, kata dia, memberi peluang yang lebih luas lagi untuk melakukan semua hal yang selama ini dianggap mustahil bisa dilakukan.
"Tahun 2020 akan ada 3 miliar orang yang bisa terhubung satu sama lain dengan telepon pintar. Memanfaatkan perkembangan teknologi. Di saat itu kita akan berurusan dengan kecepatan. Itu adalah peluang yang harus kita manfaatkan," kata dia.
Di dalam negeri, pemanfaatan teknologi khususnya teknologi informasi bisa dilihat pada kelahiran Go-Jek.
"Go-Jek yang memberikan berbagai layanan dari mulai transportasi, membeli barang, hingga menyediakan layanan kebersihan hanya menggunakan aplikasi," kata Desi Anwar sang moderator diskusi.
Pembicara lainnya seperti CEO and co-founder of Zookal and CEO Flerty Ahmed Haider mengungkapkan bagaimana teknologi memungkinkan pengusaha menghadapi dan keluar dari batasan-batasan yang selama ini dihadapi.
Ia menceritakan bagaimana perusahaan yang dipimpinnya bisa memberikan layanan logistik menggunakan teknologi pesawat tanpa awak atau yang lebih dikenal dengan istilah drone.
Namun, ia punya catatan bagi pengusaha yang sudah memanfaatkan teknologi dalam usaha yang dijalaninya. Layanan yang diberikan harus terus dikembangkan dan diperbaiki agar lebih mudah lagi diakses oleh masyarakat.
"Karena sebaik apapun teknologi kalau membahayakan, sulit diakses, tidak akan diterima masyarakat dan tidak akan ada gunanya," tandas dia.
Masih ingin menjalankan bisnis dengan cara tradisional? (dna/drk)











































