RI Sulit Kendalikan Harga Pangan, Ini Saran Eks Mendag Mari Elka

Laporan dari Singapura

RI Sulit Kendalikan Harga Pangan, Ini Saran Eks Mendag Mari Elka

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 04 Agu 2016 17:05 WIB
Foto: Dikhy Sasra
Singapura - Lonjakan harga pangan yang selalu saja terjadi, membuat siapa pun yang menjabat Menteri Perdagangan (Mendag) dibuat pusing. Kenaikan harga pangan rutin terjadi menjelang hari besar keagamaan seperti Lebaran.

Mantan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, meminta penerusnya di Kementerian Perdagangan untuk mengoptimalkan teknologi berbasis aplikasi dalam memantau harga pangan.

"Harga bisa real time apalagi dengan teknologi sekarang, waktu saya jadi Menteri Perdagangan belum ada aplikasi-aplikasi kayak sekarang. Kalau sekarang mudah sekali cek harga dengan metodologi yang canggih sehingga kita tahu kalau ada anomali," kata Mari ditemui di sela-sela acara DBS Asian Insight Conference, Marina Bay, Singapura, Kamis (4/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini yang sebetulnya harus dibangun. saya coba bangun early warning system (peringatan dini), saya dulu bangun tapi datanya belum secanggih sekarang, jadi harga adalah data yang lebih bisa gunakan, kita perhatikan akurasi data, dari situ kemudian kita tentukan apa respon yang dilakukan," tambahnya.

Berdasarkan pengalamannya dulu, menurut Mari, sulit mengetahui data pasti terkait angka produksi dan stok pangan, sehingga pemantauan harga secara berkala jadi opsi paling mudah untuk pengendalian harga.

"Bagaimana jamin suplai cukup? kita harus punya data yang baik. Tapi data produksi atau data stok nggak mungkin bisa diperoleh secara real time dengan akurat. Saya dulu berusaha, secara kenyataan di negara seperti Amerika Serikat pun tidak mungkin bisa tahu secara akurat produksi dan stok berapa, itu semua bukan akurasi, tapi soal estimasi. Yang bisa diukur dengan baik adalah harga," terangnya.

Lewat pemantauan harga pula, pemerintah bisa mengurangi praktik spekulan yang kerap dilakukan pedagang.

"Paling penting informasi harga dimiliki banyak orang, petani harus tahu harga, konsumen tahu harga. Saat ini hanya beberapa pihak saja yang tahu harga. Asimetri informasi inilah yang membuat praktik spekulan," ucap Mari.

"Harga tidak akan naik bilamana barang cukup di dalam negeri dan bisa diakses, dan bisa dijangkau dengan harga yang terjangkau, ilmunya itu saja," tambahnya. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads