Kata Djarot, Bulog telah menggunakan sebagian besar dana PMN sebesar Rp 2 triliun dari APBN-P 2016.
"Tadi BPK melakukan evaluasi, kira-kira tujuan PMN itu tercapai atau tidak. Kita sendiri sangat siap, implementasi atas putusan PMN itu kita laksanakan," ucap Djarot saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PMN kita kan diputuskan untuk modal kerja. Sudah kita pakai untuk pembelian gabah dan beras petani. Sudah hampir habis," ujar Djarot.
Berkat modal kerja dari PMN itu, kini stok beras yang dimiliki Bulog mencapai 2,05 juta ton. Setiap bulan, Bulog menyalurkan kurang lebih 250.000 ton beras untuk beras sejahtera (rastra) alias beras miskin (raskin) untuk 15 juta rakyat yang tidak mampu sesuai data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan operasi pasar.
Stok ini aman untuk kebutuhan penyaluran selama 8 bulan.
"Stok beras hari ini 2.050.000 ton, masih aman sesuai penugasan di rastra sampai sekitar 8 bulan. Kalau kami diminta menggaransi rastra sampai 8 bulan, kami jamin ada," tutupnya.
Secara terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, menjamin gabah dari petani bakal diserap lewat Perum Bulog. Jaminan ini dilakukan sebagai kepastian harga atas gabah petani sekaligus memastikan stok tercukupi. (feb/feb)











































