Pemerintah pun menyiasatinya dengan membuka impor jeroan yang sebelumnya dilarang. Alasannya, bila bersaing dengan jeroan impor, pedagang bisa menurunkan harga jeroan yang dijualnya.
Salah importir daging yang mengajukan impor jeroan, PT Indoguna Utama, mengaku bisa menjual semua jenis jeroan di kisaran Rp 20.000/kg di dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga US$ 1/kg belum dihitung bea masuk, pajak, ongkos kirim, dan lainnya. Artinya sampai di sini, kita bisa jual Rp 20.000-an/kg. Rp 20.000 lebih sedikit, kira-kira jualnya segitu untuk semua jeroan yang kita impor," imbuhnya.
Juard mengungkapkan, Indoguna merupakan 1 dari 4 perusahaan yang sudah mengajukan izin impor ke Kementerian Perdagangan, setelah rekomendasi izin impor jeroan dikeluarkan Kementerian Pertanian.
Dia menyebut, 3 perusahaan lainnya yang juga mengajukan izin impor yakni PT Berdikari, PT Agro Boga, dan PT Sumber Agro Semesta.
"Kita ajukan kuota impor jeroan 1.000 ton. Dari Kementerian Pertanian sudah keluar, tinggal di Kementerian Perdagangan yang belum keluar izinnya. Kalau sudah keluar, baru kita berani pesan," ujarnya.
Juard mengatakan, jeroan yang diimpor perusahaannya akan lebih banyak didistribusikan untuk kebutuhan industri.
"Permintaan jeroan kan banyak, sementara harganya di dalam negeri sangat mahal. Kami akan salurkan kebanyakan untuk industri, tapi juga ada beberapa yang kita distribusikan langsung ke pedagang-pedagang pasar," ujarnya. (wdl/wdl)