Presiden Jokowi hadir sekitar pukul 19.20 WIB di Patra Jasa Semarang Convention Hotel, Jalan Sisimangraja, Semarang, Selasa (9/8/2016).
Begitu tiba, Presiden Jokowi seperti kebiasaannya, menyalami undangan yang hadir yaitu para pengusaha di berbagai bidang, hingga mereka yang berdiri di barisan tengah. Para pengusaha itu menyambut hangat Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sambutan mengawali acara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengucapkan terima kasih atas kehadiran para wajib pajak. Ganjar mengaku mendapat banyak pertanyaan dari pengusaha terkait pengampunan pajak.
"Negara memanggil bapak ibu untuk membicarakan ekonomi kita bersama-sama, terima kasih atas kehadirannya," ucap Ganjar memberi sambutan.
"Beberapa waktu lalu saya berbincang dengan pengusaha, beberapa pertanyaan muncul adalah kira-kira jaminan yang akan diberikan ketika pengampunan pajak berjalan uang yang masuk bisa dibawa ke tanah air apa? Saya bilang tunggu saat sosialisasi," ucap Ganjar.
Pertanyaan berikutnya yang diterima Ganjar adalah, 'apakah tax amnesty ini jebakan batman'. Begitu juga apakah akan diungkit-ungkit pajak yang sebelumnya tidak terungkap, termasuk bentuk dana pajak jika akan masuk.
"Saya sempat tanya, ada nggak ya PNS yang daftarkan (pengampunan pajak)? Dan sampai saat ini belum," ucap Ganjar sedikit kelakar.
Usai sambutan singkat Ganjar, lalu akan diisi langsung dengan paparan dari Presiden Jokowi yang hingga pukul 19.50 WIB masih berlangsung.
Sebagaimana diketahui, program pengampunan pajak atau tax amnesty sudah berjalan sekitar tiga pekan, sejak 18 Juli 2017. Sampai dengan 7 Agustus 2016, sudah ada 1.294 surat pernyataan harta yang masuk ke Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan.
Dari jumlah tersebut, harta yang dilaporkan mencapai Rp 8,90 triliun. Meliputi deklarasi dalam negeri sebesar Rp 7,36 triliun atau 83% dari realisasi, deklarasi luar negeri Rp 899 miliar (10%) dan repatriasi Rp 636 miliar (7%).
Sementara itu, uang tebusan yang masuk ke dalam penerimaan negara sudah tercatat mencapai Rp 183 miliar atau 0,1% dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016 yaitu Rp 165 triliun. (miq/ang)











































