Rapat berlangsung singkat sejak pukul 16.30-17.00 WIB. Ketiganya langsung menyepakati beberapa strategi terkait upaya pengendalian harga barang-barang kebutuhan pokok.
"Kami (Kemendag), Mentan bersama Gubernur DKI telah membuat kesepakatan dengan PD Pasar Jaya untuk harga grosir," kata Enggar ditemui usai rapat, Senin (15/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barang yang diserap oleh Bulog kemudian akan langsung dikirim ke Jakarta dan harus diserap oleh PD Pasar Jaya agar langsung mengisi stok bahan pangan di pasar-pasar rakyat.
"Apa yang sudah diproduksi oleh petani, maka itu langsung menuju ke Pasar Induk yang telah ditetapkan untuk menjual langsung ke pasar-pasar rakyat yang ada di wilayah DKI," sambung Enggar.
Mengenai harga, kata Enggar, pihaknya telah menetapkan floor price atau harga beli dari petani oleh Bulog.
"Selling price (harga jual ke masyarakat) juga pada minggu ini akan kita tetapkan juga. Dengan demikian akan ada intervensi di pasar di seluruh DKI. Harga eceran akan seperti yang kita harapkan," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Amran mengatakan, dengan cara ini diharapkan harga bahan pangan yang sampai ke Jakarta tidak akan terlalu jauh dengan harga beli di tingkat petani. Karena menghilangkan keberadaan makelar atau middle man yang selama ini dianggap sebagai penyebab utama melambungnya harga pangan.
"Misalnya kita beli bawang dari petani harganya Rp 14.000/kg, sampai Jakarta di bawah Rp 25.000/kg sesuai arahan Bapak Presiden. Jadi harapannya nanti harga-harga kebutuhan pokok akan bisa dikendalikan karena nggak ada lagi middle man," kata Amran.
Ia menambahkan, akan ada 14 komoditi yang akan diatur dalam kesepakatan ini.
"Terutama beras, daging, bawang dan seterusnya. Dua minggu ini kita selesaikan (aturannya)," pungkas dia. (dna/drk)











































