Jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang akan diterbitkan adalah Rp 389 triliun secara netto. Bagaimana strategi Sri Mulyani dalam penerbitan tersebut?
"Deficit financing antara global dan domestik, untuk saat ini saya tidak lakukan review strategis, tentu very dinamic tergantung situasi market," ungkapnya dalam konferensi pers di kantor pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pemerintah lakukan deficit financing dan gunakan instrumen utang kami bekerja sama dengan BI dan OJK untuk membuat kebijakan itu," terangnya.
Dari sisi lain, kondisi global juga akan menjadi perhatian. Banyak negara maju yang menerapkan suku bunga negatif, tentunya ini bisa mendorong aliran dana untuk ditempatkan pada surat berharga negara.
"Saya tidak akan spesifik, saya akan lihat kondisi di dalam negeri. Tapi melihat kebijakan negara maju yang sangat lost tentu itu memberi interest rate yang sangat kompetitif. Tentu saya akan cari financing yang sangat baik," papar Sri Mulyani. (mkl/hns)