Importir Terbukti Pasok Daging Beku Banyak Lemak, Apa Sanksinya?

Importir Terbukti Pasok Daging Beku Banyak Lemak, Apa Sanksinya?

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 19 Agu 2016 12:38 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menemukan sejumlah importir memasok daging sapi beku dengan kandungan lemak yang banyak. Hal inilah yang jadi salah satu sebab upaya pemerintah menyediakan alternatif pengganti daging sapi segar, yang masih dijual di atas Rp 100.000/kg, kurang efektif.

Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi, Kementan sudah beberapa kali sidak dan mengantongi identitas importir yang memasok daging beku dengan banyak lemak. Sanksinya bisa berupa pengurangan kuota impor hingga pencabutan izin impor.

"Sesuai arahan Pak Menteri (Pertanian), kita akan kasih sanksi. Kemarin-kemarin kita sudah sidak di beberapa pasar, ada memang beberapa daging mengandung lemak terlalu banyak. Sanksinya kurangi sampai cabut izin impornya," kata Agung kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (19/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk program stabilisasi harga daging, menurut Agung, Kementan menghendaki paling tidak daging sapi beku yang dijual di kisaran Rp 80.000/kg ini kandungan lemaknya tak melebihi 15%, atau yang disebut dengan daging kualitas CL 85 (kandungan daging 85% dan lemak 15%).

"Paling tidak itu kandungannya minimal 15% saja atau CL 85. Terserah mau jual CL 95, CL 90, tergantung importirnya. Tapi temuan kita yang dijual CL 70, ada lagi yang bahkan sampai CL 60 atau lemaknya 40%, itu kan hampir setengahnya lemak," ujar Agung.

Belakangan, meski dijual dengan harga miring di kisaran Rp 80.000/kg, banyak masyarakat yang mengeluhkan daging sapi beku tersebut mengandung banyak lemak. Kondisi itulah yang membuat target menekan harga daging sapi segar dengan memasok daging beku impor, kurang efektif. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads