Dikritik Jadi Biang Kolesterol, Ini Penjelasan Kementan Soal Gizi Jeroan

Dikritik Jadi Biang Kolesterol, Ini Penjelasan Kementan Soal Gizi Jeroan

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 24 Agu 2016 10:20 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) membantah jika jeroan memiliki kandungan gizi dan vitamin yang tidak sebanding dengan mudarat atau tingginya efek negatif terhadap kesehatan.

Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menilai anggapan tersebut keliru. Sebab jeroan yang dimaksud adalah hati sapi yang memiliki banyak kelebihan atau manfaat bagi tubuh manusia.

"Kita seharusnya secara bijak melihat suatu produk itu secara utuh kemanfaatannya bagi tubuh manusia. Seperti halnya hati, sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena kandungan yang ada pada hati, seperti asam folat dan Fe yang sangat diperlukan tubuh dalam proses pembentukan sel darah merah atau terutama bagi orang yang menderita anemia," kata Ketut dalam keterangan resminya, Rabu (24/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketut menjelaskan meskipun salah satu fungsi hati adalah menetralisir racun, namun racun tersebut tidak disimpan di jaringan hati, justru hati merupakan organ penyimpanan nutrisi penting seperti Vitamin A, D, E, K, B12, asam folat dan mineral seperti tembaga dan besi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.

"Sepotong hati sapi 68 gram mengandung lemak dan lemak jenuh 6%, natrium 2%, karbohidrat 1%, protein 40%, dan vitamin 2% dari nilai harian yang dibutuhkan tubuh. Sejumlah nutrisi ini membuat hati sapi sangat layak untuk dikonsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan manusia untuk mengatasi Anemia, menyehatkan otak dan meningkatkan daya ingat," jelasnya.

Melihat nilai gizi yang demikian banyak pada hati, menurutnya, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa hati itu lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Kandungan kolesterol pada hati memang tinggi, namun ketika dikonsumsi pada takaran yang tidak berlebih tentu bermanfaat bagi tubuh.

"Bagi saya tidak ada makanan yang tidak berisiko termasuk makan buah-buahan. Pada penderita penyakit tertentu justru dilarang memakan buah-buahan tertentu pula," ujarnya. (feb/feb)

Hide Ads