"Perlambatan ekonomi tidak dirasakan di seluruh daerah. Saya senang saat perkenalan, ibu bapak menyampaikan asal wilayahnya. Terdengar daerah pilihan yang tadi suara ceria itu berarti ekonominya masih bagus, tapi ada yang mulai galau. Itu kondisi yang dihadapi," terangnya saat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Pernyataan tersebut disambut tawa oleh para anggota yang hadir. Sejenak, rapat yang cukup serius saat menyaksikan Sri Mulyani memberikan paparan soal perekonomian terkini, kebijakan pemangkasan anggaran dan tax amnesty, akhirnya menjadi santai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PDB kuartal dua cukup impresif dengan 5,18%. Namun kalau dilihat komposisi produksi, masih terlihat masih adanya sisa sisa tantangan karena kondisi global itu," kata Sri Mulyani.
Bila dibagi berdasarkan kepulauan, maka Kalimantan agak sedikit memprihatinkan, sebab ekonominya hanya mampu tumbuh 1,1% atau terus melambat mendekati 0% sedangkan Papua justru -1,6%.
"Kalimantan walaupun tidak negatif, tapi mendekati 0%. Ini karena didominasi oleh batu bara dan komoditas perkebunan. Provinsi lainnya, Papua itu negatif," ungkapnya.
Sementara Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 7,4%, Jawa sebesar 5,7% dan Sumatera 4,5%, Sulawesi tetap tumbuh paling tinggi dengan 8,5%.
"Sumatera relatif terpengaruh CPO dan mereka ada consumer based untuk netralisir itu. Sulawesi masih cukup tinggi karena sektor Pertanian," papar Sri Mulyani. (mkl/feb)