Susi Gandeng BUMN Maksimalkan Tangkapan Ikan di 15 Pulau Terluar

Susi Gandeng BUMN Maksimalkan Tangkapan Ikan di 15 Pulau Terluar

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 26 Agu 2016 18:42 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 22 Agustus 2016 lalu telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional. Dengan ditandatanganinya Inpres ini diharapkan percepatan pembangunan industri perikanan nasional dapat segera dilakukan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai salah satu instansi yang mengemban tanggung jawab tersebut ikut berperan sesuai dengan arahan Jokowi. Untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap hingga penyediaan sarana dan prasarana pendukung industri perikanan, KKP berencana untuk mengembangkan potensi perikanan tangkap di 15 pulau terluar di Indonesia.

KKP dibantu beberapa kementerian lain akan membangun pusat pengolahan ikan yang terintegrasi di mana seluruh aktivitas produksi ikan mulai dari pelelangan hingga industri pengolahan ikan dilakukan di 15 pulau terluar di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inpres Nomor 7 Tahun 2016, Inpres ini disusun bersama antara kementerian dan sudah ditandatangani Presiden. Harapannya pembangunan 15 pulau terluar bisa lebih cepat dengan Inpres. Di mana presiden sudah minta 5 Kementerian lain, bantu KKP untuk bisa realisasikan 15 pulau ini jadi integrated fisheries termasuk cold chain, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan nelayan tangkap dan budidaya. Jadi kami sangat gembira," terang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat jumpa pers di Gedung Mina Bahari IV KKP, Jakarta Pusat, Jumat (26/8/2016).

Dengan dibangunnya pabrik pengolahan ikan di 15 pulau terluar di Indonesia diharapkan produksi perikanan di dalam negeri bisa meningkat. Hal ini didukung dengan akan tersedianya mesin pendingin dan infrastruktur penunjang yang sangat mendukung terciptanya integrasi pengolahan ikan.

"Harapannya ada peningkatan produksi tangkap budidaya dan pengolahan bisa berikan kesejahteraan karena ada nilai tambah dengan adanya cold chain dan transportasi yang lebih baik," kata Susi.

Dirinya menambahkan, pengembangan industri perikanan saat ini sudah dilakukan di Kepulauan Natuna di mana potensi tangkapan ikan di salah satu pulau terluar di Indonesia. Kemudian pembangunan industri perikanan di 14 titik lainnya akan dimulai bertahap November mendatang.

"Kami juga sudah mulai beberapa titik seperti Natuna sudah peletakan batu pertama untuk integrated cold storage dan untuk beberapa wilayah lain. November ada beberapa peresmian dengan selesainya pembangunan-pembangunan," tutur Susi.

Di tahun 2017, Susi menargetkan bisa membangun industri pengolahan ikan di 6 pulau terluar lainnya seperti Anambas, Alor, Berau, Buton Selatan, Enggano, dan Sabang. Sehingga secara total hingga 2017, 21 pulau terluar di Indonesia mulai dibangun pabrik pengolahan ikan.

"Ini rencana pembangunan, 2017 akan nambah 6 pulau usulan kami. Atau 5 lah. Yang 10 ini sudah kami lakukan, 5 pertama 2015," ujar Susi.

Dalam mengembangkan industri perikanan di pulau-pulau terluar Indonesia, Susi menggandeng BUMN yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan seperti Perindo, Perinus, hingga Pelni untuk mempercepat proses pembangunan pabrik pengolahan ikan.

"Perindo dan Perinus kami adakan meeting termasuk Pelni. Sudah akan, dan sebagian sudah layani semua titik pulau-pulau terluar yang kami bangun," ujar Susi.

Adapun beberapa pulau terluar yang akan dibangun industri pengolahan ikan hingga akhir 2016, antara lain:

1. Mentawai
2. Nunukan
3. Talaud
4. Morotai
5. Biak Numfor
6. Tual
7. Timika
8. Sarmi
9. Moa
10. Rote Ndao

Sedangkan pulau terluar yang sudah dimulai pembangunannya sejak 2015, antara lain:

1. Simeuleu
2. Natuna
3. Tahuna
4. Saumlaki
5. Merauke (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads