Sayangnya, tidak semua pedagang mau menjual daging kerbau. Alasannya takut tidak laku terjual di pasaran.
"Terkait daging kerbau impor, kita di sini enggak ada yang mau karena masyarakat enggak ada yang suka daging kerbau. Karena lebih keras terus seratnya kasar, yang lokal saja kita enggak mau apalagi impor. Kalau kerbau impor masuk, kita di sini enggak ada yang mau ambil, karena pasti engak bakal laku, sayang jadinya," kata pedagang daging bernama Ubay di Pasar Rawasari, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga Rp 120.000/kg sehari bisa habis 40 kg yang terjual. Pas harga Rp 130.000/kg paling banyak 30 kg per hari," jelasnya.
Ubay juga menjual aneka jeroan sapi dengan harga yang berbeda. Misalnya hati sapi Rp 40.000/kg, usus sapi Rp 35.000/kg, limpa sapi Rp 40.000/kg.
Selain impor daging kerbau, pemerintah juga berniat untuk membuka keran impor jeroan. Alasannya lagi-lagi stabilitas harga.
"Kalau impor kita di Pasar Rawasari nggak jual, karena enggak ada yang mau konsumennya. Mereka lebih pilih daging lokal karena masih segar, kalau daging impor kan beku terus juga kurang bagus kualitasnya sudah enggak seger," katanya. (ang/dnl)