Dana dari Pusat Dipangkas, Kabupaten di Sumsel Ini Tunda Proyek Jalan

Dana dari Pusat Dipangkas, Kabupaten di Sumsel Ini Tunda Proyek Jalan

Yulida Medistiara - detikFinance
Rabu, 31 Agu 2016 17:15 WIB
Foto: Angling Adhitya Purbaya
Jakarta - Pemangkasan alokasi anggaran dari APBN terjadi di kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah. Salah satu daerah yang terkena pemotongan anggaran misalnya Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel, yang menyebabkan beberapa proyek infrastruktur terhambat.

Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Ogan Komering Ilir dipotong 10% dari total Rp 400 miliar atau sebesar Rp 40 miliar. Sehingga total DAK yang diterima sebesar Rp 360 miliar. Wakil Bupati Ogan Komering Ilir, Muhamad Rifa'i ada kendala di proyek infrastruktur karena pemangkasan tersebut.

Salah satu proyek prioritasnya adalah infrastruktur, di mana daerah Sumatera Selatan sedang giat pembangunan sebelum Asian Games. Namun, beberapa proyek jalan antar kecamatan mengalami hambatan karena anggaran tidak kunjung cair.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, kontrak pembangunan sudah diteken dan proyek sedang berjalan.

"Anggaran kita kemarin kena potong karena ada defisit anggaran dari pusat. Sehingga hampir rata-rata semua proyek yang dibiayai anggaran otomatis ada imbasnya yang jadi masalahnya kita ada penundaan proyek pembangunan jalan Ogan Komering Ilir," kata Rifa'i, di Bank Indonesia Institute, Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).

"Rata-rata itu program pembangunan jalan, proyek pembangunan sarana pembetulan sekolah terhambat. Kan ada proyek yang sudah berjalan, sudah tanda tangan kontrak tapi kenyataannya terhambat juga karena belum ada pencairan dana-dana itu. Ada yang belum selesai, ada yang separuh jalan. Salah satunya yang kita bangun jalan antar kecamatan ke kecamatan desa ke kecamatan lain.

Daerahnya berfokus pada pembangunan infrastruktur sesuai dengan visi dan misi pemerintah. Namun, ia menyayangkan anggaran pemerintah yang turun terlambat sehingga pemda kesulitan untuk membayar proyek yang sedang berjalan.

"Sangat menyakitkan karena secara otomatis jadi menimbulkan masalah. Jadi kita mengajukan seperti permohonan ke kontraktornya karena masalah ini minta kasih pengertian. Tapi sementara proyek bisa berjalan karena mereka tahu bahwa bukan di tempat kita kita saja yang tidak di kasih seperti ini," ujarnya.

Padahal pembangunan infrastruktur di daerahnya untuk menurunkan harga distribusi pangan. Misalnya beberapa penduduk yang tinggal di daerah perkebunan mengalami harga sawit dan karet yang jatuh, kalau jalannya tidak terbangun dengan kondisi musim hujan seperti ini secara otomatis biaya transportasi mahal.

Salah satu pembangunan jalan di kecamatannya ditargetkan selesai pada bulan Oktober atau akhir tahun 2016, tetapi ia bingung dengan dana yang belum cair. Dinas terkait telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan anggaran. Saat ini beberapa proyek sedang dalam proses pembangunan 50-60%.

"Nah itu yang kita sendiri belum tahu yang pasti masih dalam pembahasan kapan dana itu tersedia karena untuk bayar kontrak yang sudah jalan sampai sekarang belum ada kepastian dari pemerintah," ujarnya.

Proyek yang ada di kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari jalan yang menghubungkan kecamatan. Ada proyek yang masih dalam proses pendataan ganti rugi kepemilikan bagi rumah di kawasan yang akan di bangun tol.

Misalnya proyek pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kementerian PUPR dalam jalan tol Kaliagung-Jakabaring (Palembang) 34 Km. Ini sedang dalam pekerjaan dana dari pusat dan kabupaten. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads