Sri Mulyani: Sejak Jadi Menkeu, 2 UU Ini Tidur Bareng Saya

Jakarta - Untuk kedua kalinya, Sri Mulyani hadir kembali di Universitas Indonesia (UI) sejak kepulangannya dari luar negeri. Di kesempatan pertama, ia datang dengan kapasitasnya sebagai Managing Director dari World Bank. Satu bulan berselang, ia kembali hadir, namun dengan tanggung jawab yang berbeda dan topik yang ia bawakan berbeda, yakni tax amnesty.

Sri Mulyani mengaku, semenjak dilantik sebagai Menteri Keuangan sekembalinya ia ke tanah air, ada dua hal yang selalu berada di dekatnya. Hal tersebut adalah Undang-Undang (UU) APBN-P 2016 dan UU Tax Amnesty.

Lanjut Ani, panggilan akrabnya, kedua UU ini sempat membuat suaminya cemburu lantaran 2 UU ini justru lebih sering diperhatikan ketimbang suaminya.

"Saya rasa sejak saya jadi Menteri Keuangan, ada dua undang-undang yang setiap hari tidur bersama saya di bantal saya, yaitu UU APBN-P 2016 dan tax amnesty. Dia kayaknya lebih dekat dari suami saya karena suami saya belum pulang waktu itu. Sekarang pun dia cemburu sama UU ini karena saya terus menerus memegang dan melihat ini," ujar dia saat membuka seminar tax amnesty di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (1/9/2016).

Sri Mulyani mengaku, berbicara tax amnesty di depan para mahasiswa bukanlah hal yang menarik. Namun demikian, ia mengharapkan paling tidak dengan hadirnya dia memberikan sambutan mengenai hal ini, dapat menjadi perpanjangan suara pemerintah dalam menyuarakan tax amnesty di masyarakat.

"Siapa saja yang ada di lingkungan UI, saya harapkan adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang paling tidak memahami kebijakan ini dan kemudian bisa menjadi suara di masyarakat yang bisa menempatkan bagaimana hubungan antara negara dengan rakyatnya," jelas dia.

"Kalau para civitas akademika seluruh pengajar, peneliti, pegawai di lingkungan UI dan mungkin sebagian dari mahasiswanya tahu soal tax amnesty. Karena banyak juga sekarang mahasiswa yang sudah punya pendapatan. Ada yang jadi selebritas, dan segala macam," pungkasnya. (drk/drk)