Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Joni Liano menuturkan, sebenarnya yang paling ditakutkan dari pembukaan keran impor daging asal India yakni masalah risiko penyebaran Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).
"Selain masalah nasib peternak lokal, yang paling mengkhawatirkan itu risiko penyebaran PMK. India dinyatakan belum bebas PMK. Bukan zona bebas, dengan volume impor sebanyak itu, apa bisa kendalikan?" kata Joni kepada detikFinance, Kamis (1/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Butuh biaya dan waktu tak sedikit hilangkan PMK. Memang iya dapat daging dengan harga murah, tapi risikonya ini juga yang sangat besar. Dampaknya kalau ini penyakit menyebar, yang dirugikan juga peternak lokal. Pemeriksaan kan hanya proses prosedur SOP saja, lebih baik mencegah," jelas Joni.
Dia menyebut, tahun lalu saja, Rusia pun akhirnya menghentikan pasokan daging kerbau asal India segera setelah ditemukan indikasi PMK dari daging yang diimpornya.
"Tempat rumah potong boleh saja dikatakan wilayahnya bebas PMK. Tapi kerbau yang dipotong ini asalnya dari banyak wilayah di India. Belajar dari Rusia harusnya pemerintah," pungkas Joni. (hns/hns)











































