Impor daging kerbau ini diandalkan pemerintah agar konsumen memiliki alternatif selain daging sapi segar yang harganya masih di atas Rp 100.000/kg. Bulog akan menjual daging kerbau itu seharga Rp 65.000/kg
Lantas, mengapa Bulog memilih impor daging dari India? Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, ide awal memilih mengimpor daging dari India lantaran negara tersebut memiliki pasokan daging paling banyak, dengan harga yang ditawarkan miring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"India punya populasi lebih dari separuh populasi kerbau dunia ada di India.Waktu kita bicara daging, kita butuh daging yang sehat, halal dan murah. Kita buat kajian bahwa India mampu suplai daging yang sehat dan paling murah di antara negara yang lain," tutur Djarot di kantor Bulog, Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Selain itu Djarot juga mengungkapkan bahwa di India kerbau itu peruntukannya buat susu dan daging, bukan kerbau pekerja. Sehingga, dagingnya tidak alot.
"Kerbau di India ini untuk susu dan daging, bukan kerbau pekerja. Selain itu dari sisi populasi, separuh populasi kerbau ada di India, dan dari sisi perawatan memadai, kesehatan dan harga juga. Karena itu kita memilih kerbau dari India," ujar Djarot. (hns/hns)











































