Mentan: Sekarang Harus Swasembada Protein, Bukan Hanya Daging

Mentan: Sekarang Harus Swasembada Protein, Bukan Hanya Daging

Muhammad Nur Abdurrahman - detikFinance
Sabtu, 03 Sep 2016 20:55 WIB
Foto: Muhammad Nur Abdurrahman
Makassar - Swasembada daging kerap didengungkan sebagai upaya untuk mendorong pasokan daging sapi di Indonesia. Namun, menurut Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, seharusnya tak lagi menyebut swasembada daging, melainkan swasembada protein.

Sedangkan protein hewani tak hanya terdapat di daging sapi, melainkan juga tersebar di daging hewan lainnya.

"Jangan lagi kita menyebut Swasembada daging, protein ada di mana-mana. Kebutuhan tubuh protein, ada pada telur, ada di ikan, ada di ayam, ikan melimpah proteinnya 17 persen, mulai sekarang kita pakai istilah Swasembada Protein, Ayam surplus dan akan diekspor ke Jepang," ujar Amran saat membuka Workshop "Membangun Industri Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani" yang digelar Ikatan Alumni Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin di Hotel Four Points, Makassar, Sabtu (3/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kegiatan yang sama dengan Mentan, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menyebutkan produksi komoditas peternakan, seperti ayam potong dan telur mengalami surplus sehingga bisa dikirim ke propinsi lainnya. Selain itu, populasi sapi Sulsel sebanyak 1,4 juta ekor atau berada di peringkat ketiga Nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Syahrul menargetkan pada 2018 mendatang, jumlah ternak sapi di Sulsel akan mencapai 2 juta ekor. Ternak bibit Sapi yang keluar Sulsel sekitar 25 ribu ekor per tahun, kalau diasumsikan per ekor Rp 8 juta maka akan menghasilkan Rp 200 miliar bagi Sulsel, sementara ternak sapi yang dipotong setiap tahunnya mencapai 120 ribu ekor dengan angka mencapai Rp 960 miliar

"Jadi uang yang berputar di ternak sapi saja lebih dari Rp 1 Triliun, belum lagi untuk ayam pedaging yang panennya rata-rata 6 juta ekor per bulan maka akan mencapai Rp 2 Triliun pe rtahun uang, demikian pula telur ayam yang bisa mencapai Rp 1,8 Triliun per tahun," tutup Syahrul.

Selain dihadiri Mentan dan Gubernur Sulsel, turut hadir pula dalam seminar ini yakni Ketua KPPU Syarkawi Rauf dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi dan sejumlah alumni Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads