Seberapa Efektif Impor Daging Kerbau Turunkan Harga Daging Sapi?

Seberapa Efektif Impor Daging Kerbau Turunkan Harga Daging Sapi?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Minggu, 04 Sep 2016 17:52 WIB
Ilustrasi (Foto: Ardan Adhi Chandra)
Jakarta - Perum Bulog secara bertahap telah memasukkan daging kerbau beku asal India sebanyak 9.500 ton. Daging kerbau ini dijual dengan harga Rp 65.000/kg dan diandalkan pemerintah agar konsumen memiliki alternatif selain daging sapi segar yang harganya masih di atas Rp 100.000/kg.

Lantas, mampukah langkah pemerintah dalam melakukan importasi daging kerbau ini menurunkan harga daging sapi di pasar tradisional? Ketua Asosiasi Pedagang Daging Asnawi mengatakan, tren konsumsi daging di masyarakat saat ini merujuk kepada daging sapi segar. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama guna mengubah selera masyarakat tersebut.

"Akan ada dampak yang terjadi tapi tidak signifikan. Karena masyarakat kita lebih condong mengkonsumsi daging sapi ketimbang daging kerbau," ujar dia kepada detikFinance, Jakarta, Minggu (4/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, daging kerbau memiliki tekstur daging yang berbeda dengan daging sapi.

"Daging kerbau teksturnya kasar. Karena masyarakat kita sudah terbiasa mengkonsumsi daging sapi, untuk mengubah cita rasa mereka pada daging kerbau, prosesnya akan bertahap. Untuk bicara waktu range-nya akan cukup lama, tidak semudah yang digambarkan oleh pemerintah," tambahnya.

Lanjut Asnawi, intervensi pasar memang penting untuk dilakukan agar tidak terjadi gejolak harga pada pasar. Importasi daging kerbau juga memberikan pilihan konsumsi daging lebih banyak kepada masyarakat. Namun demikian, Asnawi mengatakan importasi daging kerbau justru lebih berdampak kepada para pelaku industri daging olahan di Indonesia.

Menurutnya, dengan dilakukan kebijakan importasi daging kerbau dari India, dengan harga yang lebih murah dari daging sapi beku asal Australia, akan membuat para pelaku industri daging olahan di Indonesia lebih dapat bersaing dengan produk-produk negara lain yang juga telah masuk ke Indonesia seperti Malaysia dan Filipina. Hal ini dikarenakan bahan baku daging olahan yang digunakan oleh industri selama ini berasal dari daging sapi beku asal Australia, yang memiliki harga lebih mahal dibanding dengan daging kerbau import asal India.

"Dengan masuknya daging kerbau impor dari India, akan berdampak sangat luar biasa terhadap importasi daging dari Australia. Jika pemerintah concern dan tetap intervensi pasar dilakukan, maka yang terjadi gejolak di sana, adalah para pengusaha importir yang berasal pengambilannya dari Australia. Produk-produk dari Malaysia dan Filipina sudah masuk ke Indonesia dengan bahan baku dari daging kerbau asal India," jelas dia.

"Karena bahan baku daging kerbau lebih murah ketimbang daging sapi yang diimpor dari Australia. Jadi dampaknya bukan kepada daging sapi segar," pungkasnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads