Maskapai pelat merah itu tak lagi mengudara karena masalah keuangan yang akut. Depresi dan kebingungan menghantui Indar lantaran harus terus menafkahi istri dan kedua anaknya tanpa ada pemasukan tetap.
Indra sendiri merupakan salah satu dari 1.451 karyawan yang gajinya selama 17 bulan, plus uang pesangon tak dibayarkan perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesulitan mencari kerja, menurut Indra, buka usaha pun bukan pilihan lantaran ketiadaan modal. Dirinya baru bisa membuka usaha laundry 6 bulan lalu setelah gaji dan pesangon dibayarkan perusahaan.
"Bingung mau buka usaha, modal tidak ada. Akhirnya pakai uang gaji yang nunggak dan pesangon buat modal usaha. Buka laundry, sekarang sudah jalan. Paling tidak ada kesibukan, ada pemasukan. Dulu bingung, kaget mau ngapain," kata Indra yang tinggal di Kranji, Bekasi ini.
Mantan karyawan Merpati lainnya, Sulistiyanto, mengaku sampai sekarang masih menganggur pasca diberhentikan sebagai staf pengadaan barang sejak 2014 lalu.
"Berhenti dari tahun 2014, sekarang masih nunggu-nunggu pekerjaan saja. Tapi kadang masih suka dipanggil ke Merpati untuk diperbantukan," ujar Sulistiyanto.
Begitu mendengar ada pelatihan memulai usaha di kantor pusat Merpati hari ini, dirinya pun dengan semangat bergegas berangkat dari kediamannya di Depok, Jawa Barat.
"Bingung ngapain tidak ada pekerjaan. Sekarang masih nunggu-nunggu peluang saja. Kalau ada modal maunya buka usaha, mau pindah ke tempat lain juga masih nunggu panggilan. Makanya ke sini," ungkapnya. (ang/ang)