Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo mengatakan, lewat kerja sama tersebut, pihaknya optimis bisa mengejar target pendapatan sebesar US$ 370 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun tahun ini.
"Target pendapatan kita tahun ini US$ 370 juta, atau meningkat 26% dari tahun lalu. Apalagi dengan kerja sama dengan MMF, bisa tambah dengan alihkan dari Cengkareng ke Surabaya (bengkel pesawat MMF)," jelas Juliandra di kantor pusat Merpati Nusantara Airlines, Kemayoran, Jakarta, Selasa (5/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah pesawat kan banyak sekali, yang turbo propeller saja hampir setengahnya. Nilai bisnis perawatan pesawat sampai US$ 1 miliar, sementara kalau semua bengkel pesawat di dalam negeri saja kalau dikumpulkan semua, belum mampu sampai 50%. GMF punya pangsa pasar sekitar 30%, kita hanya sampai US$ 350 juta," terangnya.
"Bagaimana agar bisa serap yang US$ 1 miliar ini, dengan maksimalkan bengkel-bengkel di dalam negeri. Cara tercepatnya dengan memakai bengkel milik Merpati," imbuh Juliandra.
Diungkapkannya, soal skema kerjasama pemanfaatan fasilitas bengkel milik MMF, pihaknya masih menyusun business plan dengan Merpati.
"Kita kerja sama operasi. Masih dibuat business plan dengan Merpati. Keahlian mereka kan di turbo propeller, ini yang bisa kita manfaatkan," tutup Juliandra. (ang/ang)











































