Komisi XI DPR menilai ekonomi tahun depan bisa tumbuh pada rentang 5,05% dan 5,2%, dengan alasan realisasi yang terjadi dalam dua tahun terakhir sangat jauh dari yang diasumsikan dalam APBN.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpandangan berbeda. Setelah melihat kondisi perekonomian global yang masih akan melambat, maka untuk Indonesia diproyeksikan mencapai 5,1-5,2%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, asumsi 5,05% memang mengutamakan faktor kehati-hatian. Apalagi melihat kondisi realisasi yang terjadi dalam dua tahun terakhir.
"Kalau 5,05% cukup hati-hati. Mungkin untuk memberikan optimisme, karena pertumbuhan sebagai instrumen sebagai sinyal yang membuktikan pemerintah optimis yang akan didukung oleh kebijakan-kebijakan, maka saya lebih ke 5,1-5,2%," terangnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo senada dengan pemerintah dengan asumsi 5,2%. Menurutnya memang kondisi ekonomi global perlu diperhatikan secara serius pada tahun depan.
"Kalau harus dipilih pada satu titik, maka kita lebih memilih ke 5,2%," ungkap Agus.
Agus menambahkan, pertumbuhan kredit tahun depan memang diharapkan lebih tinggi seiring besarnya likuiditas di dalam negeri. Kredit diproyeksikan tumbuhan 12,7%. Kemudian untuk inflasi, Agus memproyeksikan 4,65%.
"Inflasi 4,65%, ini dikarenakan faktor adanya tax amnesty dan naiknya tarif listrik," ujarnya. (mkl/dna)