Meski Lebih Murah, Petani Bawang Merah Enggan Pakai Benih Biji

Meski Lebih Murah, Petani Bawang Merah Enggan Pakai Benih Biji

Muhammad Idris - detikFinance
Minggu, 11 Sep 2016 14:30 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Untuk mengatasi mahalnya harga bibit bawang merah, Kementerian Pertanian (Kementan) sebenarnya sudah sejak lama, menyarankan petani untuk mengganti bibit bawang merah, dari umbi ke benih. Dengan begitu, modal yang dikeluarkan lebih murah.

Kendati demikian, menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Ikhwan Arif, hampir tak ada petani yang tertarik menggunakan bibit bawang merah berupa benih biji.

"Di petani yang pakai biji nggak laku, hampir tidak ada petani yang minat. Benihnya juga kalau ditanam bukan bawang yang bagus. Varietasnya yang dijual di toko tani itu yang bentuknya kayak bawang bombay," ujarnya kepada detikFinance, Minggu (9/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, lanjutnya, menggunakan bibit umbi juga terpaksa dilakukan meski harganya mahal. Untuk menanam bawang merah di lahan seluas 1 bau atau setara 7.000 meter persegi, dibutuhkan setidaknya 1 ton bibit umbi. Dengan kata lain, dengan harga bibit Rp 50.000/kg, dibutuhkan modal Rp 50 juta untuk ongkos bibit.

Sementara itu, Imam Mashudi, petani bawang asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur menuturkan, keengganan petani menggunakan bibit biji lantaran proses masa tanamnya yang lebih lama.

Harga bibit bawang merah dari biji yang dijual di toko tani memang terbilang murah. Untuk setiap hektar lahan diperlukan 6 kilogram bibit benih, dengan harga setiap kilogramnya Rp 1 juta.

"Petani belum pakai bibit biji karena lama panennya. Pakai bibit minimal 3 bulan panen, kalau umbi 2 bulan sudah bisa dipanen. Semakin lama panennya kan biaya keluar terus, obat sama pestisida kan keluar terus kalau semakin lama tanamnya," jelas Imam.

Selain periode panen yang lebih lama, sambungnya, bibit dari benih juga perlu disemai paling tidak selama 1 bulan lamanya.

"Jadi repot kalau pakai bibit benih. Harus disemai dulu sebulan, masa tunggunya itu lama dan keluar biaya lagi. Memang harga bibitnya sih murah, sekilonya Rp 1 juta. Sudah panennya lama, harus disemai dulu," pungkas Imam. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads