Kerja Sama Ekonomi AS-RI Bisa Capai US$ 131,7 Miliar di 2019

Kerja Sama Ekonomi AS-RI Bisa Capai US$ 131,7 Miliar di 2019

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 15 Sep 2016 11:22 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Di 2014, nilai total kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia-AS melampaui US$ 90 miliar. Nilai ini didapatkan berdasarkan kajian yang dipublikasikan hari ini oleh AmCham Indonesia dan AS Chamber of Commerce, berjudul 'Vital & Growing: Adding up the US-Indonesia Economic Relationship'.

Kajian ini juga memproyeksikan, angka tersebut dapat mencapai US$ 131,7 miliar di 2019, atau terjadi peningkatan sebanyak 46,2% dalam waktu 5 tahun.

Acara kali ini dihadiri oleh berbagai pengusaha asal AS dan Indonesia dari berbagai sektor industri. Turut hadir dalam acara ini juga Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian yang direncanakan hadir menjadi pembicara pada siang harinya antara lain Kepala BKPM Thomas Lembong, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, serta Menteri Komunikasi dan Informartika Rudiantara.

Dari kalangan pengusaha, rencananya akan dihadiri oleh Presiden Direktur ExxonMobil Indonesia Daniel L. Wieczynski, Presiden Direktur HM Sampoerna Paul Janelle, serta Managing Director Caterpillar Indonesia Batam Ron Ingram.

Melalui pendekatan yang inovatif untuk mengukur hubungan ekonomi bilateral, kedua organisasi tersebut mengukur totalitas dari hubungan ekonomi antara kedua negara, dengan memuat tak hanya foreign direct investment, tetapi juga perdagangan, penjualan domestik, pendapatan keuangan dan pendapatan pemerintah.

Secara bersamaan, kelima komponen tersebut berjumlah hingga US$ 90,1 miliar di 2014. Ini setara dengan kurang lebih 10% dari PDB Indonesia.

"Kajian ini muncul dari kemitraan yang kuat antara US. Chamber of Commerce dengan pemerintah Indonesia, terutama BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Kemitraan ini telah memberikan pemerintah maupun badan usaha sebuah platform yang sangat panting di mana diskusi yang jujur dan apa adanya mengenai kebijakan-kebijakan dapat mempromosikan pertumbuhan ekonomi dengan sangat baik," ujar Presiden dari AmCham Indonesia, Brian Arnold, pada acara Indonesia-US Summit di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Berdasarkan kajian tersebut, untuk mencapai hasil yang maksimal akan bertumpu sebagian besar pada tindakan-tindakan yang diambil oleh kedua negara. Kajian tersebut menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengambil reformasi ekonomi tertentu, namun masih dibutuhkan untuk melanjutkan dan mengembangkan proses tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan, seperti kepastian hukum, kolaborasi dan komunikasi, inovasi, serta birokrasi dan reformasi kebijakan. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads