Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi langsung bergerak cepat mengerahkan timnya untuk melakukan penanganan terkait kontainer-kontainer yang menumpuk akibat permasalahan ini.
"Jadi saya sudah minta kepada Dirjen Laut untuk melakukan pengamatan dan memberikan solusi bagi apa apa yang terjadi di pelabuhan-pelabuhan kita," kata dia ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (15/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semakin lama kontainer-kontainer tersebut tertahan di pelabuhan, dikhawatirkan akan mengakibatkan proses bongkar muat terhambat sehingga dwell time juga semakin lambat.
"Harus semaksimal mungkin menyelesaikan masalah sesegera mungkin. Mudah-mudahan kita bisa mengamankan supaya tidak mengganggu dwell time di pelabuhan," tegas Budi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Tonny Budiono, menyatakan bahwa akibat tidak beroperasinya Hanjin Shipping, banyak kontainer yang tertahan dan menumpuk di terminal peti kemas sejumlah pelabuhan di Indonesia seperti Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mempercepat penanganan peti kemas yang tertumpuk tersebut, saat ini diakui Budi, pihaknya sedang melakukan kajian untuk memberikan keringanan biaya bongkar muat atas kontainer-kontainer yang gagal diangkut oleh kapal-kapal Hanjin.
Saat ini ada kekhawatiran para pengusaha akan dikenai biaya lagi bila melakukan bongkar muat. Padahal mereka telah melakukan transaksi paket pengangkutan kontainer hingga sampai ke tahap bongkar muat. Hal ini akan menyebabkan adanya double cost yang memberatkan para pengusaha.
Hal ini merupakan salah satu alasan penyebab kontainer-kontainer tersebut belum keluar dari pelabuhan.
"Spirit yang dikembangkan pemerintah Indonesia adalah bagaimana memberikan iklim yang baik bagi investasi. Kalau kita tahu spirit-nya itu pasti kita berikan kemudahan-kemudahan itu. Tapi apa kemudahan itu? kita kai sesuai dengan kebutuhan mereka," tandas dia. (dna/dna)