Daging Kerbau Sudah Masuk Pasar, Pedagang: Tak Otomatis Turunkan Harga

Daging Kerbau Sudah Masuk Pasar, Pedagang: Tak Otomatis Turunkan Harga

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 16 Sep 2016 18:22 WIB
Ilustrasi (Foto: Yulida Medistiara)
Jakarta - Saat blusukan pagi ini ke Pasar Grogol, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, menyebut harga daging sapi segar yang berasal dari feedloter bisa segera turun. Penurunan harga bisa terjadi setelah daging kerbau impor asal India mulai membanjiri pasar.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi mengungkapkan, kebijakan impor daging kerbau India yang hanya dijual Rp 65.000/kg, belum berpengaruh pada turunnya daging sapi segar yang masih dijual di kisaran Rp 114.000-120.000/kg.

"Kalau disebut turun, turun daging sapi dimana? Orang sumber daging sapi yang dijual pedagang sama. Orang nyatanya masih rata-rata Rp 115.000/kg, turun iya tapi daging kerbau yang Rp 65.000/kg," ujarnya kepada detikFinance, Jumat (16/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asnawi menjelaskan, selama pola konsumsi masyarakat yang sebagian masih menggantungkan sumber protein hewani pada daging sapi, berapa pun besaran daging kerbau yang digelontorkan ke pasar tidak cukup efektif mengubah harga daging sapi segar.

"Orang makan daging sapi yang fresh sudah puluhan tahun, ini kan mindset. Logikanya padahal sumber protein banyak, ada ayam, makan bebek, ada juga ikan melimpah dan lebih murah, tapi apa otomatis pindah makan ikan? Tetap saja makan sapi meski mahal. Jadi ubah dulu cara berpikirnya masyarakat dalam hal konsumsi protein," terangnya.

"Contohnya saja daging sapi beku. Sudah berapa banyak di pasar, dijual murah tetap saja tidak ada yang beli. Di pasar tradisional dan supermarket beda, orang mau beli yang beku ya datangnya ke supermarket," imbuhnya.

Di luar itu, kata Asnawi, daging sapi segar juga tidak akan turun jika sumber daging dari feedloter atau pun peternak lokal masih juga belum turun.

"Sekarang pedagang beli karkas (daging dan tulang) sapi Brahman Rp 89.000-90.000/kg, kemudian sapi lokal karkasnya sapi Bali Rp 92.000/kg. Kemudian ada batasan harga yang ditetapkan pemerintah, tetap saja tidak efektif kalau harga dari asalnya sudah mahal. Orang belinya sudah mahal, masa di pasar dijual lebih murah sesuai maunya pemerintah. Hitungan dimana itu?" tutup Asnawi. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads